SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Nasional Aman Lewat 15 Proyek Strategis Onstream 2025

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com— Dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional, SKK Migas mengungkapkan strategi agresif melalui realisasi dan percepatan 15 proyek hulu migas non-Proyek Strategis Nasional (non-PSN) yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2025. Proyek-proyek ini diharapkan mampu menyumbang tambahan produksi sebesar 22.394 barel minyak per hari (BOPD) dan 218 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

“Upaya ini bukan hanya soal angka produksi, tetapi menjaga kesinambungan pasokan gas domestik di tengah peningkatan permintaan dalam negeri,” kata Rayendra Siddik, Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas, dalam sebuah webinar baru-baru ini, di Jakarta.

Beberapa proyek besar yang telah on-stream antara lain proyek Letang Tengah Rawa Expansion oleh Medco E&P Grissik dan Terubuk oleh Medco E&P Natuna. Selain itu, proyek seperti Senoro Selatan, Suban Compressor Revamping, dan Sisi Nubi AOI milik PHE Mahakam akan mulai berproduksi secara bertahap hingga akhir 2025.

Total nilai investasi untuk 15 proyek tersebut mencapai US$ 832,3 juta, dengan potensi mempertahankan kapasitas produksi sebesar 81.665 BOPD dan 862 MMSCFD gas, atau setara 235.504 BOEPD.

Pasokan Gas Domestik Diutamakan, Ekspor Dikurangi

SKK Migas mencatat tren lifting gas untuk kebutuhan domestik terus meningkat, mencapai 69,26% dari total lifting gas nasional per semester I 2025. Sebaliknya, ekspor gas mengalami penurunan, sebagai bentuk komitmen mendahulukan kebutuhan dalam negeri.

Industri menjadi penyerap gas bumi terbesar (25,44%), disusul sektor ekspor LNG (23,43%), kelistrikan (12,93%), dan pupuk (12,25%).

4 Strategi Jaga Pasokan Gas: Dari Swap hingga Injeksi Proyek

Untuk menjawab tantangan defisit gas di beberapa wilayah, SKK Migas menerapkan strategi komprehensif:

  1. Eksplorasi & percepatan produksi di area laut dalam dan remote.
  2. Realokasi kontrak ekspor ke domestik demi menjamin keekonomian lapangan.
  3. Skema gas swap untuk menambal deviasi produksi sementara.
  4. Distribusi LNG ke wilayah defisit, didukung infrastruktur jaringan gas nasional.

Dengan kebijakan prioritas domestik, didukung proyek-proyek strategis dan investasi masif, SKK Migas menegaskan bahwa transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan pasokan. Justru, Indonesia sedang memantapkan langkah sebagai negara pengelola energi yang mandiri dan berkelanjutan.