PEP Tanjung Field Latih Warga Tabalong Sulap Kain Bekas Jadi Produk Bernilai Tinggi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Tabalong, Kalsel, ruangenergi.com – Bagi sebagian orang, kain perca dan pakaian kerja bekas hanyalah limbah. Namun di tangan kreatif, keduanya bisa disulap menjadi tas cantik, sarung bantal unik, hingga dekorasi rumah yang artistik. Itulah yang sedang didorong PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field lewat pelatihan menjahit metode patchwork dan slashing di Desa Masukau, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong.

Selama empat hari, awal Juli 2025 lalu, Kelompok Cetak Saring dan Jahit (CETAR) yang merupakan UMKM binaan PEP Tanjung Field diajarkan keterampilan mengolah kain perca dan coverall bekas menjadi produk bernilai guna dan bernilai jual. Pelatihan ini berlangsung di Gedung Menjahit RT 06 Desa Masukau, dengan tujuan ganda: menambah keahlian warga dan mengurangi limbah tekstil dari kegiatan operasional migas.

“Bisnis harus berjalan selaras dengan kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan,” tegas Field Manager PEP Tanjung Field, Charlie Parmonangan Nainggolan. Ia menambahkan, pelatihan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Tak hanya memberikan pelatihan, PEP Tanjung Field juga menyiapkan bahan praktik berupa coverall perusahaan yang sudah tidak terpakai. Ketua Kelompok CETAR, Lina Wati, mengaku pelatihan ini membuka peluang baru bagi warga. “Harapannya kegiatan ini menjadi contoh bagi masyarakat lain untuk memanfaatkan kain bekas dan mengelola limbah kain di Murung Pudak,” ujarnya.

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, menegaskan bahwa masyarakat yang berdaya dan lingkungan yang terjaga adalah kunci keberlanjutan operasi migas. “Pelatihan ini hasil dari pemetaan sosial yang kami lakukan. Dengan keterampilan ini, warga bisa meningkatkan produktivitas, membuka usaha, dan menambah penghasilan,” jelasnya.

Menurut Dony, teknik patchwork dan slashing yang diajarkan pengajar dari SMK Negeri 1 Tanjung, Yuyun, tidak hanya melatih keterampilan teknis menjahit, tetapi juga mengasah kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah. “Kami ingin warga binaan tidak hanya punya keterampilan, tapi juga siap bersaing,” tambahnya.

PEP Tanjung Field, yang berada di bawah Zona 9 Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan dan beroperasi bersama SKK Migas, selama ini konsisten menjalankan program CSR di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, dan tanggap bencana. Semua diarahkan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dan pencapaian SDGs.