Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Presiden RI Prabowo Subianto resmi membentuk Badan Industri Mineral (BIM), lembaga baru yang berfokus pada pengembangan industri logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth minerals. Badan ini dipimpin oleh Brian Yuliarto yang juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sains (Mendiktisaintek).
Pengangkatan Brian sebagai Kepala BIM tertuang dalam Keputusan Presiden No. 77 Tahun 2025 dan ia telah dilantik pada Senin (25/8/2025) di Istana Negara, Jakarta.
Ketua Umum Masyarakat Ketahanan Energi Indonesia (MKEI), Awaf Wirajaya, menyambut baik inisiatif ini. “Melihat latar belakang pendidikan beliau yang kuat di bidang sains dan teknologi, saya yakin industri mineral Indonesia akan semakin cepat perkembangannya,” ujarnya.
Pentingnya Logam Tanah Jarang
Logam tanah jarang terdiri dari 17 unsur kimia yang memiliki peran vital dalam teknologi modern, mulai dari perangkat militer, baterai kendaraan listrik, hingga sistem pemandu rudal. Walau disebut “jarang”, mineral ini sejatinya cukup banyak ditemukan, namun penyebarannya tipis dan sulit diekstraksi.
Di Indonesia, potensi LTJ tersebar di berbagai wilayah seperti Sibolga, Kepulauan Riau, Ketapang, Mamuju, hingga Papua Barat. Data Kementerian ESDM mencatat ada 28 lokasi potensi LTJ, meski baru sekitar 30 persen yang dieksplorasi.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Awaf menegaskan, kehadiran BIM dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan Presiden mencapai 8 persen. Selain itu, pemanfaatan LTJ juga sejalan dengan agenda strategis pemerintah, mulai dari ketahanan energi, penguatan pertahanan dan keamanan, hingga hilirisasi industri berbasis sumber daya alam.
“Tentunya kami dari MKEI mendukung penuh pembentukan lembaga ini. Harapannya, pemanfaatan LTJ dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia,” tutup Awaf.