Proyek Energi Hijau Pertama RI: Masela Terapkan CCS Sejak Awal Produksi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com – Indonesia bersiap menyambut salah satu proyek energi terbesar dalam sejarah.

Inpex Corporation resmi memulai tahap Front End Engineering Design (FEED) untuk Proyek LNG Abadi di Blok Masela, dengan nilai investasi jumbo mencapai US$ 20,94 miliar atau sekitar Rp 342,56 triliun (kurs Rp 16.359/US$).

Presiden dan CEO Inpex, Takayuki Ueda, menegaskan proyek ini akan memberi manfaat besar bagi perekonomian Indonesia.

“Proyek ini tidak hanya meningkatkan ketahanan energi dan pasokan nasional, tapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Ueda dalam acara peresmian tahap FEED di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Menurut perhitungan Inpex, kontribusi proyek LNG Abadi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa mencapai US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.454 triliun selama masa operasinya. Lebih dari itu, sekitar 70 ribu lapangan kerja diproyeksikan tercipta dalam 30 tahun ke depan.

Tak kalah penting, proyek ini akan menjadi pionir di Indonesia karena sejak awal produksi sudah menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) untuk menekan emisi karbon.

Tiga Fokus Utama

Ueda menjelaskan ada tiga fokus utama yang sedang dikejar di tahap FEED ini, yakni mempercepat perjanjian dengan calon pembeli LNG. Heads of Agreement (HOA) non-binding segera ditingkatkan menjadi kontrak jangka panjang, lengkap dengan volume dan harga. Mengamankan pembiayaan kompetitif. Inpex tengah intensif bernegosiasi dengan lembaga keuangan internasional, termasuk JBIC dari Jepang dan sejumlah bank global. Menguatkan keterlibatan masyarakat lokal. Dukungan warga dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan proyek raksasa ini.

“Kami sudah mendapat sinyal positif dari banyak bankir, tapi memastikan pembiayaan yang kompetitif tetap menjadi kunci sukses proyek Abadi,” kata Ueda.

Cadangan Gas Super Jumbo

Di kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengungkapkan, cadangan gas di Masela mencapai 18,54 triliun kaki kubik (TCF). Saat beroperasi penuh, fasilitas LNG Abadi diperkirakan menghasilkan 9,5 juta ton LNG per tahun (MTPA), 150 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD), serta 35 ribu barel kondensat per hari.

“Proyek ini sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak September 2017,” jelas Djoko.

Dengan skala investasi raksasa, teknologi ramah lingkungan, serta potensi kontribusi ekonomi yang fantastis, Proyek LNG Abadi Masela diprediksi akan menjadi tonggak penting transformasi energi di Indonesia.