Mantap! Program SI TERANG besutan PHSS untuk Kemandirian Pangan dan Ekonomi Warga

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Kutai Kartanegara, Kaltim, ruangenergi.com— Suasana Desa Sungai Mariam, Kecamatan Anggana, Selasa (2/9), tampak ramai. Puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) berkumpul di Rumah Maggot Anggana, bukan untuk sekadar arisan atau memasak bersama, melainkan belajar cara baru mengolah sampah organik menjadi pakan maggot dan membudidayakan lele bioflok.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program SI TERANG (Sinergi Pertanian Organik, Budidaya Maggot, dan Peternakan Kecamatan Anggana) yang digagas oleh PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) Regional Kalimantan. Program yang sudah berjalan lima tahun ini dirancang untuk memperkuat kemandirian pangan dan ekonomi warga, khususnya perempuan desa. Tahun ini, sebanyak 70 peserta dari tujuh KWT ikut serta, mulai dari KWT Berseri hingga KWT Tanjung Flamboyan.

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Dony Indrawan, menyebut program ini lahir dari semangat kolaborasi dan pemberdayaan. “Kami percaya pelibatan masyarakat dalam program tanggung jawab sosial perusahaan adalah langkah strategis untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Melalui SI TERANG, kami ingin menunjukkan bahwa sampah organik bisa diolah menjadi solusi sekaligus peluang ekonomi,” ujarnya.

Pelatihan ini dibuka dengan pre-test lalu dilanjutkan materi tentang budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) oleh Ketua Rumah Maggot Anggana, Sujatmiko Ariwibowo. Para peserta antusias menyimak demo penggunaan Mago Box untuk mengolah sampah rumah tangga — yang di Anggana sendiri mencapai 45,3% belum terangkut — menjadi pakan alternatif untuk ternak dan ikan.

Tak kalah menarik, sesi kedua menghadirkan praktisi budidaya ikan lele bioflok, Nanang, yang mengajarkan teknik persiapan kolam, penggunaan probiotik, hingga praktek menebar benih lele. Para ibu-ibu bahkan langsung mencoba memasang aerator dan kolam bioflok.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, ibu-ibu rumah tangga, untuk kebutuhan pangan keluarga. Semoga bisa mendukung swasembada pangan KWT,” ujar Elizabeth Novi, Ketua KWT Tanjung Flamboyan.

Apresiasi juga datang dari staf Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Anggana, Heni. “Terima kasih kepada PHSS atas pelatihan ini. Semoga ibu-ibu KWT semakin jaya dan makmur,” katanya.

Program SI TERANG bukan sekadar soal sampah atau ikan lele. Inisiatif ini menegaskan pentingnya ekonomi sirkular berbasis desa: mengubah limbah menjadi sumber daya, memperkuat pangan keluarga, sekaligus membuka peluang usaha baru. Harapannya, model ini bisa direplikasi ke desa-desa lain di sekitar wilayah operasi PHSS.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan multipihak — dari pemerintah desa, praktisi, hingga kelompok tani — program ini diharapkan terus tumbuh sebagai inspirasi bagaimana energi perubahan bisa lahir dari desa, dipimpin oleh tangan-tangan ibu rumah tangga yang tangguh.