Psst…Ada Info Paten Punya! Bojonegoro Cetak Duit US$ 1,2 M: Pabrik Metanol Raksasa BPI Siap Gantikan Impor, Amankan Masa Depan B50

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Bojonegoro, Jawa Timur, ruangenergi.com—Kabar ambisius datang dari jantung Jawa Timur. Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dikabarkan serius menggarap rencana pembangunan pabrik metanol berkapasitas raksasa di Bojonegoro. Dikabarkan proyek senilai sekitar US$ 1,2 miliar (setara kurang lebih Rp 19 triliun) ini disebut-sebut bakal menjadi penentu nasib program Biodiesel B40 hingga B50, sekaligus jurus ampuh mengurangi ketergantungan impor metanol yang masih mencekik.

Ruangenergi.com mendengar kabar bahwa pabrik itu akan dioperasikan oleh perusahaan swasta nasional, PT Butonas Petrochemical Indonesia (BPI). Pabrik ini ditargetkan mampu memproduksi hingga 1 juta metrik ton metanol per tahun dan diharapkan sudah beroperasi penuh pada tahun 2028.

Metanol adalah komponen krusial. Bersama dengan minyak kelapa sawit (palm oil), metanol diolah menjadi FAME (Fatty Acid Methyl Ester)—bahan baku utama untuk campuran solar menjadi biodiesel. Saat ini, Indonesia getol mendorong penggunaan bahan bakar nabati (BBN) dengan program B40 (40% FAME dalam solar) dan berencana meningkatkannya ke B50. Adapun 80 persen metanol sebagai campuran daripada biodiesel itu diimpor.

Ketergantungan impor inilah yang ingin dipangkas habis. Dengan pabrik di Bojonegoro, ketersediaan metanol domestik akan melimpah, mengamankan pasokan FAME, dan memuluskan langkah Indonesia menuju kemandirian energi bersih.

Namun, ambisi besar ini menghadapi tantangan tak kalah besar: gas alam. Bahan baku utama pabrik metanol ini membutuhkan pasokan gas yang masif, mencapai 90 MMSCFD  (juta standar kaki kubik per hari).

Gas di sekitar Bojonegoro, khususnya dari proyek Jambaran Tiung Biru (JTB), sebagian besar telah dialokasikan atau terjual kepada PT PLN dan sektor industri lain. Artinya, BPI kini harus bergerak cepat mencari sumber gas tambahan.

“Sekarang sedang dicari sumber gas yang lain yang ada di sekitar Bojonegoro maupun di luar namun masih dari Indonesia,” ungkap sumber yang mengutip pemaparan yang diikutinya dan bercerita kepada ruangenergi.com , Jumat (26/09/2025), di Jakarta.

Perburuan sumber gas ini menjadi kunci vital, menentukan apakah megaproyek ini bisa berjalan sesuai target 2028. Meski nama perusahaan investor sudah terdengar yakni PT Butonas Petrochemical Indonesia (BPI), mekanisme investasi dan detail teknis lainnya masih menjadi tanda tanya. Proyek ini diproyeksikan berada di kawasan industri, dekat dengan sumber gas.

Pabrik metanol raksasa ini bukan hanya tentang mengurangi impor. Ini adalah lompatan besar bagi Bojonegoro sebagai pusat industri strategis dan perwujudan komitmen pemerintah dalam hilirisasi energi nasional. Apakah ketersediaan gas akan menjadi kendala terbesar? Semua mata kini tertuju ke wilayah kaya migas di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini.

Apakah Bojonegoro akan sukses mengamankan pasokan gas demi ambisi besar mandiri biodiesel B50? Wait and see ya…