Kolaborasi Raksasa Migas: Proyek South Hub Siap Amankan Ketahanan Energi Nasional!

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com– Tonggak sejarah penting bagi industri hulu migas nasional baru saja terukir. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama para kontraktor yang tergabung dalam Proyek South Hub secara resmi meneken lima perjanjian komersial fundamental di Jakarta pada Rabu (25/9).

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, memimpin langsung penandatanganan bersejarah ini bersama para pimpinan kunci dari Kontraktor, termasuk Managing Director Eni Indonesia Roberto Daniele, Direktur Pertamina Hulu Energi East Sepinggan Sunaryanto, dan Country Manager Tiptop Indonesia Qin Shenggao.

Amankan Pasokan Domestik, Optimalkan Produksi

Perjanjian ini mencakup lima dari enam Wilayah Kerja (WK) utama: WK Rapak, WK Selat Makassar, WK Sepinggan Timur, WK Ganal, WK Muara Bakau, dan Ganal Barat. Tiga perjanjian fokus pada kejelasan hak dan kewajiban komersialisasi minyak dan kondensat, sementara dua perjanjian pengembangan LNG (Gas Alam Cair) menjadi amunisi tambahan untuk mendukung Keputusan Investasi Keuangan (FID).

Menurut Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, perjanjian pengembangan LNG ini adalah kunci. “Proyek ini akan menyuplai gas untuk kebutuhan domestik di Kalimantan Timur melalui Sistem Kalimantan Timur, sementara sisa gas akan diolah menjadi LNG di Kilang LNG Badak. Ini secara langsung mendukung ketahanan energi nasional kita,” tegas Djoko.

Proyek South Hub tidak main-main. Secara total, proyek ini diperkirakan akan menyumbang tambahan 2.000 BSCF gas dan 19 juta barel kondensat. Hebatnya, proyek ini juga akan mengoptimalkan fasilitas produksi terapung (FPU) Jangkrik yang sudah ada, dengan menyalurkan produksi dari lapangan Jangkrik, Merakes, Gendalo, Gandang, dan Maha.

Langkah Lanjut: Proyek North Hub Menanti

Kolaborasi ini tak berhenti di South Hub. Djoko juga mengungkapkan bahwa sebagai kelanjutannya, Eni sudah berencana mengembangkan Proyek North Hub yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2028.

“Bersama-sama, proyek-proyek ini akan menghasilkan efisiensi, pertumbuhan, dan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia dan masyarakatnya,” jelas Djoko.

Mengakhiri sambutannya, Djoko menyampaikan apresiasi tulus atas dedikasi dan kolaborasi semua pihak. Ia optimis bahwa penandatanganan ini akan mempercepat realisasi, tidak hanya South Hub, tetapi juga North Hub, demi masa depan industri migas Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan.

“Dengan semangat kolaborasi dan tujuan bersama, saya yakin bahwa kita sedang mengambil langkah penting menuju masa depan industri migas Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tutup Djoko penuh harap.