Jakarta Selatan, Jakarta, ruangenergi.com-Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meresmikan logo baru Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Acara berlangsung meriah, dihadiri Kepala BPH Migas Erika Retnowati, Gubernur Kalimantan Timur, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, serta jajaran pejabat energi.
“Alhamdulillah, hari ini saya bersama Ibu Kepala BPH Migas, Ibu Erika, hadir dalam peluncuran logo baru BPH Migas. Logo ini melambangkan motivasi kerja, kebersamaan, dan profesionalisme,” ujar Bahlil di sela acara.
Menurut Bahlil, logo baru yang lahir setelah 21 tahun kiprah BPH Migas ini bukan hanya simbol, tapi juga semangat baru untuk memperkuat peran BPH Migas dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Bahlil menekankan, peran BPH Migas sangat strategis, khususnya dalam pengawasan penyaluran subsidi BBM yang setiap tahun mencapai Rp140–160 triliun. Ia juga menyinggung subsidi LPG yang nilainya tak kalah besar, Rp80–87 triliun per tahun.
“Kalau LPG, idealnya juga diawasi oleh institusi yang cukup kuat. Apakah nanti BPH Migas atau badan khusus lain, itu masih kita kaji. Intinya, subsidi harus tepat sasaran,” tegasnya.
Bahlil juga menepis kekhawatiran publik soal data harga LPG yang belakangan simpang siur. Menurutnya, masih ada proses sinkronisasi data lintas kementerian. “Mungkin ada yang belum dapat masukan data dengan baik. Jadi jangan khawatir, pemerintah sedang rapikan mekanismenya,” katanya.
Tak hanya soal logo dan LPG, Bahlil juga memastikan pasokan BBM nasional dalam kondisi aman. Ia menyebut cadangan stok Pertalite, Pertamax hingga BBM impor cukup untuk 18–21 hari.
“Tidak ada alasan publik khawatir soal ketersediaan BBM. Stok penuh, impor juga berjalan sesuai kuota. Pemerintah memastikan pasokan aman,” tegasnya.
Bahlil menutup pernyataannya dengan pesan kepada BPH Migas agar terus menjaga integritas dan inovasi. “Yang sudah bagus dipertahankan, yang belum diperbaiki, dan yang belum ada segera dibangun inovasi. Karena negara kita terus maju, dan BPH Migas harus bisa mengikuti tuntutan rakyat,” ujarnya.