Solok Selatan, Sumatera Barat, ruangenergi.com – Sebuah langkah besar dalam transisi energi Indonesia resmi dimulai hari ini, Kamis (16/10/2025), di Solok Selatan, Sumatera Barat. PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) secara resmi memulai pengeboran sumur pertama untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2. Proyek raksasa berkapasitas 80 Megawatt (MW) ini tidak hanya menjanjikan pasokan listrik yang stabil, tetapi juga menjadi ujung tombak dalam upaya pengurangan emisi karbon di tanah air.
Acara simbolis yang ditandai dengan prosesi “Tajak Sumur Pertama” ini berlangsung khidmat di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinangawan Muaralaboh. Momen bersejarah ini turut disaksikan langsung oleh Gubernur Sumatera Barat, Bupati Solok Selatan, jajaran pejabat dari Kementerian ESDM, pimpinan PT PLN (Persero), serta para petinggi dari konsorsium PT SEML.
Proyek pengembangan Unit 2 ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan PLTP Muara Laboh Unit 1 yang telah beroperasi sejak Desember 2019. Dengan investasi fantastis mencapai USD 490 juta, atau setara lebih dari 7,6 triliun Rupiah, proyek ini didukung oleh konsorsium lembaga keuangan internasional ternama seperti Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Asian Development Bank (ADB).
“Ini adalah bukti komitmen kami untuk terus mengembangkan energi bersih di Indonesia,” ujar PT SEML dalam keterangannya, dilaporkan koresponden ruangenergi.com Ishak HP.
“Dengan dimulainya pengeboran 6 hingga 8 sumur baru, kami optimistis dapat menyelesaikan proyek ini sesuai target pada akhir 2027,”jelasnya.
Nantinya, listrik yang dihasilkan dari Unit 2 akan disalurkan melalui jaringan Sumatra milik PLN, yang diproyeksikan mampu menerangi sekitar 435.000 rumah tangga. Lebih dari itu, penambahan kapasitas ini secara signifikan akan mengurangi jejak karbon Indonesia, dengan estimasi pemangkasan emisi sekitar 460.000 ton CO2 setiap tahunnya.
Dampak Ekonomi dan Peluang Kerja bagi Warga Lokal
Tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, proyek strategis ini juga membawa angin segar bagi perekonomian daerah. Pembangunan PLTP Muara Laboh Unit 2 diperkirakan akan menyerap hingga 1.500 tenaga kerja dan membuka lebar pintu peluang bagi para pengusaha lokal untuk terlibat. Selain itu, pemerintah daerah akan menerima kontribusi signifikan melalui pembayaran royalti dan bonus produksi.
PT SEML, yang merupakan perusahaan patungan antara PT Supreme Energy (Indonesia), Sumitomo Corporation (Jepang), dan INPEX GEOTHERMAL, LTD. (Jepang), telah menunjuk sejumlah kontraktor andal untuk memastikan kelancaran proyek, termasuk PT Plumpang Raya Anugerah untuk pengeboran dan konsorsium Sumitomo Corporation, PT Inti Karya Persada Tehnik, serta PT Wasa Mitra Engineering untuk pengerjaan EPC (Engineering, Procurement, and Construction), dengan turbin utama yang akan dipasok oleh Fuji Electric.
Langkah ekspansi ini memperkuat posisi PT Supreme Energy sebagai pemain kunci di sektor panas bumi nasional. Selain di Muara Laboh, perusahaan ini juga telah sukses mengoperasikan PLTP Rantau Dedap (91,2 MW) di Sumatera Selatan dan tengah mempersiapkan eksplorasi di WKP Gunung Rajabasa, Lampung, menunjukkan visi jangka panjang perusahaan dalam mendukung ketahanan energi terbarukan Indonesia.