Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com — Direktur & Chief Operating Officer PT MedcoEnergi Internasional Tbk, Ronald Gunawan, menyampaikan perkembangan operasional perusahaan di Natuna Blok B saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI pada Rabu (12/11/2025).
Ronald yang duduk sederet dengan koleganya dari KKKS, di antaranya Exxon,memaparkan tanpa memakai slide presentasi, secara lugas rencana produksi serta strategi percepatan perizinan demi mendukung proyek eksplorasi dan pengembangan di kawasan tersebut.
Ronald menjelaskan bahwa produksi Medco di Natuna pada 2024 berada di angka 16.500 barrel per day (bpd). Angka ini diproyeksikan naik menjadi 19.500 bpd pada 2025, atau meningkat sekitar 3.000 barrel. Kenaikan ini didorong oleh mulai beroperasinya dua lapangan baru yang dikembangkan Medco, yakni Forel dan Terubu, yang sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Dua field itu sekarang total produksinya dari Natuna sekitar 24.000 sampai 25.000 barrel per day,” ujar Ronald. Ia menambahkan bahwa meski terjadi peningkatan produksi tahun ini, angka tersebut akan sedikit menurun pada 2025. “Tahun depan ada sedikit decline, jadi sekitar nanti 19.500,” jelasnya.
Menanggapi pertanyaan Komisi XII terkait percepatan perizinan, Ronald mengungkapkan bahwa Medco bersama SKK Migas telah menyiapkan satu paket surat yang merangkum seluruh program kerja perusahaan untuk tahun depan dan dua tahun ke depan. Paket tersebut mencakup kebutuhan perizinan mulai dari amdal, UKL, UPL, hingga dokumen teknis lainnya yang diperlukan untuk kegiatan seismik dan program eksplorasi.
“Kami bikin satu surat untuk program-program kami. Sudah agree sama Pak Kepala SKK Migas, dan kita kirim satu paket,” terang Ronald.
Ia menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mempermudah koordinasi antara Medco, SKK Migas, serta kementerian terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sehingga proses perizinan dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
“Supaya kita bisa koordinasi sama SKK Migas dan SKK Migas bisa koordinasi sama departemen terkait. Jadi contohnya Departemen Kehutanan, Lingkungan Hidup. Supaya proses perizinannya bisa lebih cepat,” tutup Ronald.
Paparan tersebut menjadi sorotan dalam rapat, mengingat Natuna Blok B merupakan salah satu wilayah kerja strategis bagi ketahanan energi nasional. Medco Energi menegaskan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan produksi sekaligus mempercepat kegiatan eksplorasi demi menemukan potensi migas baru di kawasan tersebut.












