Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com— Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Adityawarman, memaparkan perkembangan kinerja operasional serta proyek strategis perusahaan di hadapan Komisi XII DPR RI, Senin (17/11/2025).
Dalam penjelasannya, Taufik menegaskan bahwa operasional seluruh kilang Pertamina saat ini menunjukkan tren positif, baik dari sisi peningkatan produksi maupun efisiensi biaya.
Taufik mengungkapkan bahwa KPI saat ini mengelola enam kilang dengan kapasitas terpasang mencapai 1.150.000 barel per hari, yang berkontribusi pada 60–70% suplai BBM nasional. Dari kapasitas tersebut, KPI rata-rata memproses 330 juta barel crude oil per tahun.
“Dari total crude oil yang kami proses, nilai produk yang dihasilkan berada pada level 83 persen, bahkan per Oktober 2025 meningkat menjadi 84 persen. Ini menunjukkan tren positif dalam optimalisasi intake, peningkatan yield valuable, serta efisiensi energi dan COGS melalui peningkatan keandalan kilang,” ujar Taufik.
Dalam paparannya, Taufik menyoroti proyek strategis utama KPI, yaitu Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang saat ini telah mencapai progres fisik 96,97%.
Proyek tersebut bertujuan untuk: Meningkatkan kapasitas pengolahan crude sebesar 100.000 barel per hari, dari 260.000 menjadi 360.000 barel per hari. Meningkatkan kompleksitas kilang menjadi 8 Nelson Complexity Index. Meningkatkan kualitas produk hingga standar Euro 5 dengan limit sulfur 10 ppm. Meningkatkan yield valuable menjadi 91,8% dengan residu yang semakin minimal.
Taufik menambahkan bahwa sejak 17 September 2025, RDMP Balikpapan telah mulai memproduksi LPG melalui fasilitas saturated LPG treater. Saat ini, KPI juga sedang dalam tahap commissioning unit RFCC, yang ditargetkan selesai pada 2025.
“Unit RFCC nantinya akan menghasilkan produk bernilai tinggi seperti gasoline, LPG, propylene, dan diesel,” jelasnya.
KPI juga fokus melakukan efisiensi melalui optimasi pengadaan feedstock, mengingat crude oil merupakan komponen terbesar dalam struktur biaya kilang.
Taufik menjelaskan langkah strategis KPI antara lain: Memaksimalkan serapan minyak mentah domestik melalui koordinasi dengan SKK Migas dan Kementerian ESDM. Menurunkan alfa crude dari porsi impor melalui mekanisme cargo co-loading. Mendukung program resip lokal tarif pemerintah dalam kerja sama dengan AS terkait impor crude yang lebih kompetitif.
Sebagai bagian dari diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah, KPI memperkuat portofolio energi hijau melalui pengembangan biofuel, termasuk: Green Diesel, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Produksi biofuel saat ini telah dimulai di Kilang Cilacap, dan ke depan akan direplikasi melalui proses co-processing di Balongan dan Dumai. Selain itu, KPI juga tengah menyiapkan pengembangan green refinery sebagai langkah menuju transisi energi berkelanjutan.
Mengakhiri paparannya, Taufik menyatakan bahwa secara keseluruhan kinerja KPI berada pada jalur positif, baik dalam peningkatan kapasitas, kualitas produk, maupun efisiensi operasional.
“Demikian sekilas perkembangan kilang Pertamina Internasional. Untuk selanjutnya, aspek pemasaran akan disampaikan oleh Pak Mars Ega,” tutupnya.













