Jakarta,ruangenergi.com-Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia Kanasugi Kenji berkirim surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada 4 Januari 2022.
Di dalam suratnya, Kanasugi Kenji meminta segera pencabutan larangan ekspor batubara ke Jepang.
“Karena surat-surat tersebut (pelarangan ekspor batubara oleh Menteri ESDM-red) izin ekspor untuk ekspor batubara ke Jepang belum diberikan, dan kapal yang telah menyelesaikan penanganan kargo tidak dapat meninggalkan pelabuhan sejak 1 Januari. Industri Jepang secara teratur mengimpor batubara dari Indonesia untuk pembangkit listrik dan manufaktur (sekitar 2 juta ton per bulan), dan larangan ekspor yang tiba-tiba berdampak serius pada kegiatan ekonomi Jepang serta kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata Kenji dalam salinan surat yang didapat ruangenergi.com,Rabu (05/01/2022) di Jakarta.
Kedutaan Besar Jepang dan eksportir batubara Jepang,kata Kenji, menyampaikan keprihatinan yang serius atas pemberlakuan surat-surat tersebut.
“Kedutaan Besar Jepang dan eksportir batubara Jepang menyampaikan keprihatinan kami yang serius atas pemberlakuan surat-surat tersebut,” tulis Kenji dalam suratnya.
Kanasugi Kenji menuturkan,ada beberapa alternatif bahan bakar batubara dan gas (LNG) yang dapat diperoleh dalam waktu dekat, sedangkan Jepang dalam permintaan listrik yang tinggi di tengah musim dingin.
Jepang,lanjut Kenji, menyadari kekurangan batubara untuk pembangkit listrik domestik di Indonesia, Jepang mengimpor terutama batubara HCV (High Calorific Value) dari Indonesia, yang berbeda dengan batubara LCV (Low Calorific Value), yang dibeli secara eksklusif oleh PLN Indonesia. pembangkit listrik. Artinya, ekspor HCV ke Jepang tidak berdampak signifikan terhadap pasokan batubara untuk PLN.
“Oleh karena itu, saya ingin meminta segera pencabutan larangan ekspor batubara ke Jepang,” terang Kenji dalam suratnya.
Dia menambahkan juga,menurut perusahaan pelayaran besar Jepang, setidaknya ada lima kapal yang memuat batu bara ke Jepang saat ini sedang menunggu pemberangkatan.