Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan tidak jadi onstream gas dari Train III Kilang LNG Tangguh yang dikerjakan oleh bp Indonesia melalui bp Berau Limited, di tahun 2021 ini. Mundur ke tahun 2022 mendatang.
Di sisi lain, SKK Migas sedang melakukan audit untuk melihat kemungkinan amandemen kontrak Onshore LNG EPC untuk Tangguh Expansion Project.
“Kelihatannya begitu .. sudah tinggal beberapa hari 2021 berakhir. Jadi mundurlah onstream Train III Tangguh. Mau diaudit dulu (usulan amandemen kontrak Onshore LNG EPC for Tangguh Expansion Project),” kata Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus kepada ruangenergi.com,Kamis (23/12/2021) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com,proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh ini termasuk ke dalam salah satu Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Peraturan Presiden No.109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres No.3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang mulai berlaku pada 20 November 2020 lalu.
Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD) II Tangguh Train 3 telah disetujui pemerintah pada 29 November 2012, lalu pada 27 Januari 2014 telah disetujui AFE Front End-Engineering Design (FEED) LNG.
Sementara keputusan final investasi (Final Investment Decision/ FID) terjadi pada 1 Juli 2016, dan akhirnya mulai konstruksi (kick off EPC) pada 25 Agustus 2016.
Proyek ekspansi ini diperkirakan menghasilkan gas 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 3.000 barel minyak per hari. Produksi gas dari Train 3 Tangguh ini setara dengan 3,8 juta ton LNG per tahun (mtpa).
Saat ini BP telah mengoperasikan dua train dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 mtpa. Bila train tiga ini beroperasi, maka total LNG yang dihasilkan mencapai 11,4 juta ton per tahun.Adapun nilai investasi dari proyek ini yaitu US$ 8,9 miliar.
Cadangan gas Tangguh ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik bp). Anak perusahaan lain milik bp lainnya dalam pengembangan Tangguh LNG ini adalah BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar Overseas Ltd. – sehingga membuat bp memiliki 40.22% kepemilikan di Tangguh LNG.
Mitra-mitra kerja lainnya:
MI Berau B.V. (16.30%)
CNOOC Muturi Ltd. (13.90%)
Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12.23%)
KG Berau Petroleum Ltd (8.56%)
KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1.44%)
Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35%)
Tangguh mulai berproduksi pada tahun 2009, hanya empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah. Kini, Tangguh telah beroperasi sesuai kapasitasnya, dan pengembangan sedang berlangsung untuk menambah satu kilang LNG baru (Train 3) lagi di Tangguh.