Jakarta,ruangenergi.com–Adaro Energy Indonesia mencapai rekor tertinggi kenaikan EBITDA operasional dan laba inti pada 9M22 masing-masing sebesar 231% dan 262% y-o-y menjadi $3,80 miliar dan$2,33 miliar; target produksi FY22 dipertahankan pada 58 – 60 juta ton.
Pembayaran royalti kepada Pemerintah RI dan beban pajak penghasilan naik 302% menjadi
$2.047 juta dari $510 juta pada periode yang sama tahun lalu.Laba inti pada 9M22 mencapai $2.331 juta, yang mencerminkan kenaikan 262% y-o-y karena penguatan harga berlanjut dan volume penjualan naik 14% y-o-y.
“Perusahaan menghasilkan $2.071 juta arus kas bersih pada 9M22, setara dengan kenaikan
223% y-o-y walaupun belanja modal (capex) naik 123% menjadi $277 juta.Posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih $1.845 juta, dan posisi total kas naik 122% y-o-y menjadi $3.353 miliar dari $1.511 miliar,” kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir dalam siaran pers Adaro yang diterima ruangenergi.com,Senin (01/11/2022) di Jakarta.
Garibaldi menjelaskan, pada sembilan bulan pertama tahun 2022, Adaro terus mengeksekusi strategi untuk
meningkatkan produksi dan penjualan, karena kami mengejar peningkatan melebihi 10% y-o-y untuk dua komponen ini. Pendapatan, EBITDA dan laba bersih mencapai rekor tertinggi untuk sembilan bulan pertama dari setiap tahun sejak perusahaan didirikan 30 tahun lalu. EBITDA operasional yang mencapai $3,8 miliar, dan laba inti $2,3 miliar setara dengan kenaikan masing-masing 231% dan 262% y-o-y, yang mencerminkan kualitas laba.
“Belum lama ini, kami merayakan ulang tahun ke-30, yang merupakan momentum untuk mengingat masa lalu, dan berfokus pada masa depan. Saya gembira dengan inisiatif hijau di Adaro. Seiring kita berevolusi dan berinovasi di 30 tahun ke depan, kita akan membangun Adaro yang baru. Saya dapat pastikan kepada para pemegang saham bahwa kami akan terus berfokus pada eksekusi, SDM dan budaya, seiring langkah untuk
meningkatkan investasi pada energi terbarukan, membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia dan berinvestasi pada rantai pasokan baterai kendaraan listrik,”papar Garibaldi.
Pendapatan Usaha, Harga Jual Rata-Rata dan Produksi
Pendapatan usaha Adaro Energy Indonesia yang dilaporkan pada 9M22 naik 130% menjadi $5.913 juta dari $2.569 juta y-o-y, terutama karena kenaikan 106% y-o-y pada ASP. Cuaca buruk, keterbatasan suplai dan peristiwa geopolitik menopang harga dekat level tertinggi historis yang terjadi pada 2Q22, dan dengan demikian mendukung kenaikan ASP y-o-y untuk Adaro.
Walaupun terjadi curah hujan yang tinggi dan tantangan pengadaan alat berat, ADRO berhasil
meningkatkan produksi sebesar 14% menjadi 45,4 juta ton dari 39,6 juta ton y-o-y pada 9M22. Peningkatan produksi mendorong kenaikan penjualan batu bara dengan porsi yang sama (14%) menjadi 44,2 juta ton pada 9M22 dari 38,9 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, Adaro mencatat peningkatan pengupasan lapisan penutup di kuartal ini dan saat ini stabil y-o-y pada 173,5 Mbcm pada 9M22 dari 173,0 Mbcm dan nisbah kupas turun 12% y-o-y menjadi 3,82x dari 4,36x. Jika cuaca mendukung, nisbah kupas ini diperkirakan akan meningkat pada 4Q22, namun nisbah kupas FY2022 diperkirakan akan dicapai di bawah target yang ditetapkan sebesar 4,1x.