Agar UCO Tembus Pasar Internasional sebagai Sustainable Aviation Fuel (SAF), Pertamina Butuh Regulasi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Supaya bisa menembus ke pasar internasional, kini PT Pertamina (Persero) membutuhkan dukungan dari Pemerintah Indonesia agar memiliki regulasi atas used cooking oil (UCO) alias minyak goreng bekas untuk bahan baku SAF.

Pertamina sedang mengembangkan penggunaan minyak goreng bekas  untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan Sustainable Aviation Fuel (SAF). SAF merupakan solusi bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan.

Pertamina kini menggagas pemikiran untuk melakukan campuran bahan bakar jet konvensional dan bahan pencampur berkelanjutan, yang salah satunya dari minyak goreng bekas, SAF dapat langsung digunakan tanpa modifikasi khusus pada pesawat.

Campuran ini, dikenal sebagai ‘neat SAF’, merupakan versi berkelanjutan dari bahan bakar Jet A dan Jet A-1, cocok untuk berbagai jenis pesawat.

“Supaya kita bisa menembus pasar internasional, Pertamina berharap regulasi terkait UCO segera diwujudkan. Apalagi regulasi ini juga akan memprioritaskan pasokan minyak goreng bekas ke dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO),” kata Senior Vice President Research & Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Minggu (07/04/2024), di Jakarta.

Oki bercerita, jikalau regulasi ini sudah ada pasti akan bagus dan akan sangat membantu. Sudah begitu, di tahun 2027 target 1 persen akan tercapai.

“Karena bahan bakunya akan kita simpan dulu. Kita buat kerangka regulasi yang memungkinkan untuk memprioritaskan dari dalam negeri. Kita bisa mengejar tahun 2027. Sudah cukup banyak kajian dengan nongovernment organization (NGO) terkait used cooking oil (UCO) atau minyak goreng bekas, saat ini Pertamina Patra Niaga sedang membuat inisiatif bagaimana cara membuat mekanisme pengumpulannya itu. Jadi ketika nanti kita bisa mendapatkan UCO dari masyarakat, InsyaAllah bisa affordable atau terjangkau,” papar Oki.

Pertamina, urai Oki, akan melakukan secara bertahap hingga 1 persen tercapai. Namun semua itu tergantung kemampuan produksinya, karena yang terpenting lihat keterjangkauannya.

Di sisi lain, Pertamina mengklaim punya pilot plant di Pulo Gadung, dan itu sumber UCO dari menggunakan bahan dari minyak goreng bekas karyawan.