Ahai! Migas Ngebut, Investasi Pecah Rekor! Semester I 2025 Sektor ESDM Bikin Kaget

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com— Enam bulan pertama 2025, sektor energi dan sumber daya mineral Indonesia benar-benar tancap gas. Target yang biasanya jadi patokan, kini justru terlewati. Produksi migas melampaui ekspektasi, investasi mencetak rekor, dan sederet proyek strategis mulai menampakkan hasil.

Data Kementerian ESDM menunjukkan, produksi minyak dan gas bumi rata-rata mencapai 111,9% dari target APBN 2025. Produksi minyak semester pertama berada di 602,4 ribu barel per hari (99,5% target), sementara produksi gas tembus 1,199,7 ribu BOEPD (119% target).

“Ini bukti kerja keras dan koordinasi lapangan berjalan optimal. Kita ingin memastikan suplai energi terjaga sekaligus meningkatkan nilai tambah,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Senin (11/08/2025), di Jakarta.

Gas bumi juga dimanfaatkan maksimal untuk pasar domestik, dengan porsi 69% dari total pasokan. Produksi batu bara mencapai 357,6 juta ton atau 48,34% target tahunan — cukup untuk menjaga kebutuhan listrik dan industri.

Di sektor energi baru terbarukan (EBT), Indonesia menambah 876,5 MW kapasitas pembangkit hanya dalam enam bulan. Tambahan itu datang dari PLTA Merangin di Jambi, PLTP Ijen di Bondowoso, PLTBm di berbagai provinsi, hingga PLTS yang tersebar dari Sumatera sampai Papua. Kini, EBT sudah mengisi 14,5% bauran pembangkit nasional.

Kinerja sektor ESDM makin mencengangkan di bidang investasi. Semester pertama 2025 mencatat USD 13,9 miliar — naik 24,1% dari periode sama tahun lalu dan jadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pun sudah Rp138,8 triliun, meski harga komoditas global cenderung turun.

Deretan Proyek Raksasa

Sejumlah proyek strategis mulai beroperasi:

  • Smelter emas Freeport di Gresik, lengkap dengan fasilitas precious metal refinery berkapasitas 6.000 ton per tahun.
  • Ekosistem industri baterai listrik di Karawang, kapasitas 15 GWh, terbesar di Asia Tenggara.
  • Fasilitas gas Akatara di Jambi, memproduksi 25,7 MMSCFD gas dan 185 MT LPG per hari.
  • PLTP Ijen di Bondowoso dan PLTA Jatigede di Sumedang, memperkuat ketenagalistrikan nasional.

Pemerintah juga menggencarkan program listrik desa untuk 1,287 juta calon pelanggan, termasuk di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). “Pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan pemerataan energi,” tegas Bahlil.

Dengan capaian ini, sektor ESDM memasuki paruh kedua 2025 dengan optimisme tinggi — mengawal transisi energi menuju Net Zero Emission 2060, sambil memastikan manfaat ekonomi langsung dirasakan masyarakat.