Jakarta, Ruangenergi.com – Sebagai wujud menjalankan Net Zero Emission pada tahun 2060, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa pihaknya turut ambil bagian dalam pengembangan Bioavtur J2.4.
Hal tersebut dikatakan oleh VP Downstream Research and Technology Inovation PT Pertamina, Anbianto Hidayat, saat acara Terbang Perdana Pengujian Bioavtur J2.4 dengan pesawat CN 235-220 Flying Test Bed (06/09) di Area Landasan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
“Kita memang harus bersedia dan siap melakukan apapun dalam rangka program dekarbonisasi,” terang Anbianto Hidayat.
Dikatakan olehnya, ground run and flight test tersebut merupakan bentuk implementasi dalam upaya mencapai target potensi energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.
Ia menambahkan bahwa Pertamina terus melakukan pengembangan produk Bioavtur J2.4.
“Kami usahakan nanti masih ada penelitian tingkat lanjut, sehingga bisa dioptimalkan komposisi feed nabatinya hingga 5%,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa apabila kegiatan Ini berhasil maka Bioavtur J2.4 siap untuk diujicobakan ke pesawat komersial.
“Kami siap membantu memenuhi penurunan emisi karbon untuk seluruh Moda transportasi, baik itu darat, laut, dan udara,” paparnya.
Sementara, dalam sambutannya, Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Nisna mengucapkan terima kasih Kepada Pertamina atas segala komitmennya untuk terus melakukan uji coba guna mendukung penyediaan energi ramah lingkungan.
“Terima kasih kepada Pertamina yang sudah berhasil untuk melakukan uji coba berbagai produk green fuel-nya, baik itu green diesel, green gasoline, dan green avtur,” imbuh Feby.
“Pertama-tama kami mengucapkan selamat dan apresiasi kepada Tim Katalis Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Pertamina yang telah berhasil memproduksi katalis yang dapat mendukung konversi Produk Minyak Sawit menjadi BBN. Selamat dan apresiasi kepada Kilang Pertamina Indonesia yang telah dapat memproduksi campuran bioavtur 2,4 % (J2,4) dan selamat dan apresiasi kami berikan kepada Tim Uji Terbang ITB yang telah berhasil melaksanaan pengujian J2,4 di mesin pesawat terbang, baik secara statis maupun pada uji terbang ini,” kata Adriah Feby.
Menurutnya, upaya implementasi Bioavtur ini akan berdampak positif dalam pencapaian kontribusi EBT.
“Sesuai dengan komitmen Indonesia dalam COP ke 21 di Paris, Perancis, telah menargetkan penurunan emisi sebesar 29% pada tahun 2030, termasuk di dalamnya adalah kontribusi dari sektor energi dan transportasi,” bebernya.
Feby menuturkan, pemanfaatan Bioavtur harus segera diaplikasikan terutama untuk penerbangan internasional yang telah mensyaratkan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) dalam dalam rangka penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Untuk itu, Ditjen EBTKE berkomitmen mendukung keberlanjutan pengujian Bioavtur serta pembahasan roadmap Bioavtur melalui fasilitasi dan koordinasi dengan Kementerian, Lembaga dan stakeholder terkait.