Apa yang Dilakukan Ketika Tsunami Hantam Sarana Fasilitas Migas?

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comDirektur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Wakhid Hasyim mengatakan pihaknya telah keluarkan pedoman tanggap darurat ketika terjadi tsunami pada sarana dan fasilitas instalasi Migas yang terletak di daerah pesisir sesuai ketentuan tercantum pada SKMKM Substansi 7 Manajemen Krisis dan Tanggap Darurat.

Dalam penjelasan kepada ruangenergi.com, Wakhid Hasyim menuturkan;

“Berdasarkan SK Direktur Teknik dan Lingkungan Migas selaku Kepala Inspeksi No. 0196.K/18/DMT/2018 tanggal 16 Juli 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Sistem Manajemen Keselamatan Migas bahwa Pelaksanaan pengawasan Sistem Manajemen Keselamatan Migas merupakan bagian dari pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Inspeksi dalam rangka penilaian terhadap penerapan sistem keselamatan yang dilakukan oleh Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap,”

Potensi dan risiko terjadinya keadaan darurat termasuk bencana alam khususnya tsunami pada sarana dan fasilitas instalasi Migas yang terletak di daerah pesisir sesuai ketentuan tercantum pada SKMKM Substansi 7 Manajemen Krisis dan Tanggap Darurat.

Kepala Inspeksi melaksanakan Audit SMKM dan pelaksanaanya terhadap Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap Migas sebagai agenda kegiatan tahunan.

Wakhid pun membeberkan Contoh Pedoman tanggap darurat :

a. PT Orbit Terminal Merak Banten : Dokumen No. SP-003-PTOTM-A6 (Natural Disaster/Bencana Alam):
2. Petunjuk Peringatan Tsunami
2.1 Panduan Siaga tsunami
• Verifikasi informasi Gempa dan Tsunami Potensi Tsunami pada situs BMKG (www.bmkg.go.id& PVBMG referensi tambahan PVBMG
• Laporkan kondisi pasang surut air laut ke Control Room I SIC.
• Laporkan informasi Potensi. Tsunami kepada SMC I Deputi SMC
• Tekan alarm Tsunami terlebih dahulu dan Master ESD setelah mendapat verifikasi pihak yang berwenang yaitu SMC I Deputi SMC / HSSEQ Manajer, setelah mendapatkan informasi dari BMKG.
• Membawa Life Survival Kit, dokumen penting dan bahan mudah mengambang ( Life Jacket).
• Segera melakukan evakuasi secepat mungkin dengan mengikuti rute evakuasi Tsunami sesuai dengan petunjuk dari Pemerintah Kota Cilegon Cilegon yaitu Bukit Cipala Bukit Cipala dan menutup gerbang utama.
• Jika tidak memungkinkan untuk dapat menuju lokasi evakuasi lakukan langkah sebagai berikut cari lokasi yang lebih tinggi dan kuat menahan gelombang Tsunami.
• Jika bekerja di atas permukaan air (di atas pontoon/kapal) sebaiknya tetap berada di lokasi tersebut dan menuju ke tengah laut.

b. PT Pertamina Patra Niaga Tanjung Gerem : Dokumen No. B-077/PND649000/2021-S0 (Penanggulangan Keadaan Darurat Gelombang Tinggi Tsunami)

VII. PROSEDUR
1. Alur Komunikasi Kejadian Keadaan Darurat
1) Monitoring kondisi keadaan darurat terkait potensi gelombang tinggi / tsunami dimonitor dengan laporan harian atau pemberitahuan dari pihak terkait, dalam hal ini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Cilegon (BPBD).
2) Dst s.d. 7)
8) Port Manager memberi instruksi kepada kapal yang sandar di jetty dan kapalkapal ringan untuk melakukan stop operasi, mematikan pompa kargo kapal dan persiapan mesin kapal untuk emergency unberthing
2. Langkah Tindakan Emergency Stop Operasi
a. Apabila sudah dinyatakan kondisi darurat ketika melihat kondisi di lapangan, dimana ditandakan adanya surutnya permukaan air secara tidak normal, maka pihak operasi dapat melakukan stop operasi, meskipun belum adanya emergency declare ataupun arahan dari pimpinan tertinggi.
b. Dst s.d. g
h. Setelah tahapan diatas dilakukan, para pekerja dapat meninggalkan area Fuel Terminal Tg. Gerem dan menuju tempat evakuasi yang telah ditunjuk.
3. Pelaksanaan Evakuasi
a. Setelah keadaan dinyatakan sebagai darurat potensi tsunami, dan telah melakukan emergency stop pada operasional, seluruh pekerja agar melakukan evakuasi ke tempat yang telah ditunjuk mengikuti rute evakuasi yang telah ditetapkan
b. Dst s.d. g
h. Apabila terdapat perbedaan jumlah personil, maka dapat menghubungi pihak keluarga yang bersangkutan (potensi evakuasi ke tempat tinggal), dan melaporkan ke pihak berwajib.

c. PT Jakarta Tank Terminal (Vopak Terminal Jakarta) – Tanjung Priok : Dokumen No. : INA-VTJ-SHEP-019 (Emergency Preparedness and Response Plan/ Rencana Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat)

Lampiran III Rencana Darurat Tsunami

Pengantar Rencana Darurat Tsunami Terminal Vopak Jakarta
Terminal Vopak Jakarta terletak di pelabuhan Jakarta dan di dalam break water yang berdasarkan statistik akan dimiliki dampak minimal jika tsunami terjadi. Lihat juga Darurat Nasional Tsunami (diterbitkan oleh BMKG) juga lokasi di luar area tsunami. Oleh karena itu walaupun dari segi resiko tsunami sangat kecil akan terjadi di Terminal Vopak Jakarta, namun demikian Vopak Terminal Jakarta juga menyediakan Emergency Plan jika terjadi tsunami.

Informasi untuk Tsunami

Biasanya Tsunami bisa terjadi jika terjadi gempa, pada saat ini perlu Central Control Room (CCR) untuk mendapatkan informasi dari Radio atau VHF saluran Handy talky 12 dan 14. Dan periksa informasi lainnya Juga jika ada resesi yang nyata di air jauh dari garis pantai, ini adalah peringatan tsunami alam dan itu harus diwaspadai. Operasi dan Keamanan di dermaga akan menginformasikan jika ini terjadi. Semua Karyawan pada saat pemberitahuan informasi tersebut harus menginformasikan CCR mengenai hal ini. Dan akan diperiksa ke pihak yang terkait misalkan Pilot, Syahbandar, BMKG. Semua informasi akan diteruskan ke semua pihak terkait.

Apa yang harus dilakukan sebelum Tsunami datang
Setelah informasi untuk Tsunami dikonfirmasi, Komandan Insiden Lokasi/Site Incident Commander (SIC-Team Leader) akan berkonsultasi dengan Tim Manajemen apakah perlu evakuasi atau tidak, namun SIC juga dapat memutuskan evakuasi diperlukan tanpa berkonsultasi dengan Tim Manajemen, ini dapat diterapkan jika ada pemberitahuan waktu singkat dan keputusan harus dibuat. Setelah Evakuasi diputuskan, SIC harus memastikan lokasi ditinggalkan dengan cara yang aman seperti di bawah ini beberapa tindakan memerlukan:
• Matikan semua aktivitas
• Arahkan ke titik berkumpul dan evakuasi ke area yang ditentukan, jika memungkinkan dengan Mobil.
• Setelah tiba di area yang ditentukan. Melakukan re-headcount
• Tunggu di area yang ditentukan sampai informasi lebih lanjut.
• Untuk personel di dermaga mereka akan dipimpin oleh keamanan dan pergi ke area yang ditentukan
SIC akan berkomunikasi dengan Site Main Controller (SMC) untuk semua pembaruan terkait situasi, dan SMC akan membantu untuk berkomunikasi dengan Tim Manajemen dan Dukungan lainnya yang diperlukan. Selama evakuasi, prioritas pertama adalah sebisa mungkin pergi ke tempat yang telah ditentukan, namun jika Tsunami sudah di depan dermaga dan waktu tidak cukup untuk melakukan evakuasi sesuai rencana, Anda bisa memanjat ke struktur tinggi terdekat yang terletak di peternakan tangki dan dermaga mis. Gangway Menara Jetty, Admin Atap bangunan, dll.

Apa yang harus dilakukan saat Tsunami tiba
• Tetap di bangunan yang lebih tinggi dan tunggu sampai tsunami selesai.
• Jauhi dermaga. Jangan pernah turun ke dermaga atau terminal untuk melihat tsunami datang. Jika Anda dapat melihat gelombang maka Anda terlalu dekat untuk menghindarinya.
• SIC akan terus berkomunikasi dengan SMC untuk semua detail, termasuk jika ada beberapa orang yang masih berada di terminal dan akan mencoba menghubungi orang-orang itu

Apa yang harus dilakukan setelah tsunami
Setelah diinstruksikan oleh SMC, SIC akan melakukan:
• Periksa ke manajer SHEQ jika akses ke terminal aman, Manajer SHEQ akan menghubungi terkait instansi pemerintah terkait dan menginformasikan kepada SMC.
• Setelah dinyatakan aman, SIC dengan tim yang membutuhkan menuju ke terminal untuk memeriksa dan menginformasikan kondisi ke SMC
• Tunggu instruksi selanjutnya dari SMC