Asaki Sebut Perpanjangan Program HGBT Beri Banyak Multiplier Effect 

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Keputusan pemerintah memperpanjang program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau harga gas murah di bawah 6 dolar AS per MMBTU bagi tujuh kelompok industri, bisa meningkatkan ketahanan atau utilitas industri keramik.

Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto di Jakarta, Senin (08/7).

“Kebijakan perpanjangan HGBT sudah pasti akan memberikan banyak multiplier effect seperti peningkatan tingkat utilisasi kapasitas produksi,” katanya.

Menurut dia, kemampuan daya saing industri keramik sangat bergantung pada kebijakan HGBT, serta kelancaran distribusi gas dari program ini.

“Komponen biaya produksi keramik dalam penggunaan energi gas rata-rata mencapai 30 persen. Sehingga keputusan untuk melanjutkan subsidi gas murah industri sangat tepat guna meningkatkan kontribusi sektor keramik, serta meningkatkan nilai tambah perekonomian (economic value added/EVA), serta efek berkelanjutan (multiplier effect) terhadap pemajuan industri nasional,” paparnya.

“Asaki sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada bapak Presiden Jokowi yang telah memperpanjang kebijakan HGBT untuk industri keramik, ini tentunya sebuah katalis positif dan sebuah penantian yang telah lama ditunggu-tunggu oleh industri keramik,” sambung dia.

Menurut Edy, selain meningkatkan utilitas produksi, keberlanjutan program ini juga bisa menarik investasi baru yang akan menciptakan lapangan kerja, peningkatan kontribusi pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak penghasilan (PPH) badan, serta peningkatan kinerja ekspor.

Semoga Kebijakan Perpanjangan HGBT 6 dolar AS per MMBTU dipatuhi oleh perusahaan gas negara dan tidak diberlakukan lagi AGIT (Alokasi Gas Industri Tertentu),” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau harga gas murah di bawah 6 dolar AS per MMBTU bagi tujuh kelompok industri dilanjutkan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas keberlanjutan dari kebijakan HGBT di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin

“Keputusannya HGBT itu dilanjutkan pada sektor eksisting yang sekarang tujuh sektor,” kata Airlangga.

Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan,
Industri yang baru tumbuh namun masuk ke kategori tujuh kelompok industri dalam kebijakan HGBT akan dipertimbangkan untuk menjadi penerima manfaat gas murah.

“Tapi kan industrinya ada lagi yang tumbuh-tumbuh, tapi masuk ke kelompok tujuh industri itu maka akan kami pertimbangkan. Terutama, bagi industri yang bisa memanfaatkan bahan baku yang dimiliki, dalam hal ini gas bumi,” paparnya.

Adapun ketujuh kelompok industri tersebut adalah industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca dan sarung tangan karet.

Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait pemerintah yang secara resmi melanjutkan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau harga gas murah di bawah 6 dolar AS per MMBTU kepada tujuh kelompok industri.(Red)