Jakarta, Ruangenergi.com – Wakil Ketua Bidang Pemasaran Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Diwe Novara, mengatakan, melihat perkembangan asuransi umum di Indonesia selama 7 tahun terakhir naik sebesar 7,4%.
Dalam sebuah webinar yang bertajuk “Peran Asuransi Dalam Menunjnag Kegiatan Hulu Migas” yang diselenggarakan Oleh Energy Watch bersama Ruang Energi dan didukung Oleh SKK Migas, Diwe menjelaskan, jika dibandingkan kenaikan dari asuransi migas itu sendiri, pertumbuhannya naik sekitar 1,5%.
“Kenaikan premi yang 1,5% ini merupakan prestasi, mengapa demikian, karena jika dibandingkan dengan periode tahun 2017 dengan tahun 2020, walaupun asset atau nilai sumur yang diasuransikan naik sampai dengan 70%, namun preminya hanya naik 1,5%.ini merupakan proses mitigasi risiko dan prestasi dari semua pihak dalam mengelola asuransi migas ini, sehingga kenaikan premi tidak linier dengan kenaikan dari nilai pertanggungan yang diasuransikan. Ini tidak terlepas dari peranan semua pihak untuk bisa membuat profil risiko dari migas Indonesia menjadi lebih baik,” terang Diwe.
Dia mengatakan, untuk klaim asuransi migas mengalami penurunan rata-rata dalam 7 tahun terakhir sekitar 11,3%, lebih besar jika dibandingkan klaim industri asuransi umum yang hanya sekitar 7,4%.
Dalam 2 tahun terakhir (2019-2020) premi asuransi umum mengalami penurunan sebesar 3,6% te kontraksi karena ada Pandemi Covid-19. Hal tersebut tidak terjadi di industri migas, pasalnya dalam 2 tahun terakhir (2019-2020) justru mengalami kenaikan.
“Sampai saat ini porsi premi asuransi umum tahun 2020 di dominasi oleh lini Bisnis Properti (27,3%), Credit Insurance (21,3%) dan Motor Vehicle (19,1%). Sedangkan lini bisnis byang tumpuh adalah PA& Health (25,5%) dan Credits Insurance (9,9%). Di mana asuransi migas termasuk dalam lini bisnis energi onshore dan offshore, di tahun 2020 lini bisnis energi offshore mengalami pertumbuhan porsi sebesar 19,8%),” imbuhnya.
Offshore dan onshore energi yang pertama emi hampir sebesar Rp 1.5 T kontribusi dari premi asuransi konsorsium migas ini berkisar antara 40%-60%. Jadi, konsorsium asuransi migas ini cukup berpengaruh dalam statistik industri.
Jika dilihat dari klaim asuransi, klaim asuransi umum didominasi oleh lini Bisnis Credit Insurance (29,7%), Properti (19,1%) dan kendaraan bermotor (19,4%). Sementara lini bisnis byang mengalami kenaikan klaim adalah liability sebesar (2271,2%), Energy Onshore (416,7%), Aviation (26,4%) dan Credits Insurance (8,1%).
Sedangkan untuk loss ratuon energi onshore sebesar (-59,9%) dan energi offshore sebesar (-45,7%).
“Klaim dibandingkan dengan premi untuk asuransi migas itu loss rationya masih sangat bagus, dimana jumlah klaim asuransi sektor migas masih lebih kecil dibandingkan jumlah premi. Oleh karena itu ini merupakan suatu prestasi dan asosiasi masih mendapatkak profit dari kegiatan asuransi migas ini,” tuturnya.
Adapun beberapa tantangan asosiasi dalam mengelola asuransi migas di antaranya adalah belum maksimalnya penggunaan asuransi migas. Lalu asuransi berpengaruh migas dalam segala lini bisnis; asuransi sangat berpengaruh untuk risiko tinggi seperti migas; kapasitas dalam negeri masih cukup kecil; dan pengaruh market luar negeri dalam asuransi di Indonesia.
“Sampai saat ini masih banyak perusahaan asuransi yang secara sadar memberikan jaminan kurang proper terhadap industri migas, dimana kegiatan pengeboran tapi di jamin dengan polis-polis yang tidak sesuai risiko kegiatan migas tersebut. Seperti kegiatan pengeboran itu dijamin dengan polis asuransi properti, ini tidak menjamin apabila terjadi kerugian akibat blow out, sehingga pemahaman ini juga sering membuat asuransi migas pada saat terjadi kerugian tidak dapat memproses klaimbya, karena risiko tidak di cover dengan asuransi,” paparnya.
Asosiasi juga menyadari bahwa potensi asuransi migas ini cukup besar, di antaranya : Meningkatkan kapasitas dalam negeri melalui kerjasama dengan reasuransi profesional nasional; Kerjasama Dengan broker Re untuk menjangkau pasar luar negeri; dan Mengedukasi dan update informasi terkait dengan perkembangan industri asuransi ke seluruh pendukung industri hulu migas.
“Kami dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia menyampaikan komitmen dan dukungannya terhadap industri migas,” tandasnya.