Aspebindo: Peluang Energi Fosil di Tengah Dorongan Transisi Energi Masih Terbuka Lebar

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Ketua Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara, Anggawira mengatakan bahwa di tengah dorongan untuk transisi energi yang begitu kuat, peluang bagi energi konvensional yang berupa energi fosil masih terbuka lebar.
Peluang energi fosil tetap harus dioptimalkan, sebelum renewable energy benar-benar bisa dioptimalkan di Indonesia.

“Tentunya kita harus mengoptimalkan berbagai potensi energi yang ada. Dan tadi di highlite oleh Pak Dirjen (Tutuka Ariadji) sebenarnya dan itu juga sejalan dengan yang kita pikirkan,” kata Anggawira yang bergabung secara online dalam diskusi bertajuk “Menelisik Prospek Energy 2024, Gurih atau Hambar?” yang digelar Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral (FWESDM) secara Hybrid, di Club Square Plaza UOB, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).

Jadi, kata dia, walaupun sudah banyak dorongan-dorongan agar energi bersih di<span;>manfaatkan<span;>, tapi disisi lain Indonesia masih punya banyak sekali sumber daya, energi berbasis konvensional yang harus dioptimalkan, sebelum memang no or never, dalam konteks RND juga harus dioptimalkan.

“Namun hal ini harus dirangsang pengoptimalannya oleh pemerintah, salah satu caranya dengan pemberian insentif untuk investasi. Saya rasa itu harus bisa dioptimalkan ya,” ujarnya.

Sementara itu VP Digitalisasi Kelistrikan Management Digital PLN Pusat Agus Tri Susanto mengatakan, tahun 2020 hingga 2022 PLN telah memulai melakukan transformasi dan melaksanakan lebih dari 2.000 program strategis, mulai dari generation hingga retail.

“Tahun 2020 hingga 2022 kemarin kami menyebutnya sebagai etape pertama transformasi dan ini lebih kami fokuskan kepada internal correctif action secara end to end, mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga ke pelanggan kami,” ungkapnya.

Selanjutnya, masuk ke etape kedua, Agus menyebut PLN melakukan transformasi dengan mewujudkan struktur organisasi yang lebih fit dan sesuai dengan kebutuhan masa depan.

“Pembentukan holding akan membuat PLN lebih lincah, ramping dan profesional untuk mewujudkan value creation di setiap lini,” katanya.

“Contohnya pengelolaan energi primer, dulu tersebar ke semua unit, kini terkonsentrasi di PLN EPI (Energi Primer Indonesia),” pungkasnya.(SF)