Jakarta, Ruangenergi.com – Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan, pada akhir pekan lalu (25 Oktober 2020) telah terjadi gempa bumi di perairan selatan Pulau Jawa.
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, 25 Oktober 2020, pukul 07:56:45 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,87° BT dan 8,32° LS (90 km baratdaya Pangandaran, Jawa Barat) dengan magnitudo M5,9 pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan informasi dari GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 107,95°BT dan 7,99°LS dan dengan magnitudo M5,5 dan kedalaman 65 km. The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat dan 107,968°BT dan 8,009°LS dengan magnitudo M 5,0 dan kedalaman 57,1 km.
Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut, bahwa pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di sebelah selatan Pulau Jawa. Berdasarkan tatanan tektonik perairan selatan Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Jawa.
Wilayah di sekitar pusat gempa bumi disusun oleh batuan sedimen dan batuan gunungapi berumur Tersier serta batuan gunungapi berumur Kuarter. Batuan Tersier yang terlapukan serta batuan berumur muda dan bersifat urai bersifat mengamplifikasi guncangan gempa bumi.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, penyebab gempa bumi tersebut dikarenakan berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat.
Alhasil, dampak dari guncangan gempa bumi tersebut dirasakan di Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Guntur (Kec. Tarogong Kaler, Garut) dan PGA Gede (Kec. Cicuruk, Sukabumi) dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity), dan Pos PGA Galunggung (Kec. Padakembang, Tasikmalaya) dengan intensitas II MMI.
Informasi dari tim Badan Geologi yang berada di Kota Bogor, guncangan dirasakan dengan intensitas II MMI. Guncangan gempa bumi juga terekam pada stasiun pemantauan G. Salak, G. Slamet, dan G. Ijen, namun guncangannya tidak dirasakan.
Berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI, di Cilacap, Kuningan, Garut, dengan intensitas III MMI, serta di Kab. Bandung, Banyumas, Kutoarjo, Kebumen, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Bandung dengan intensitas II-III MMI.
Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut.
Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi mengenai kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.
Pihaknya menghimbau agar masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat.
Selain itu, masyarakat diminta jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Kemudian, masyarakat juga diminta agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.