Jakarta, ruangenergi – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa pemerintah komitmen mengupayakan untuk mencapai nett zero emission (NZE) di tahun 2030 mendatang. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) Committee on Parties ke 26 (COP-26) di Glasgow, Inggris Raya beberapa waktu lalu.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa di tahun 2030 mendatang pemerintah menargetkan bisa menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri. Sedangkan apabila dibantu oleh negara lain maka targetnya 41 persen.
Target-target itu diyakini bisa tercapai dengan beberapa strategi yang telah disusun oleh pemerintah.
Yang pertama, pemanfaatan sumber energi untuk pemenuhan kebutuhan industri akan diupayakan untuk mengoptimalkan sumber energi baru terbarukan (EBT), termasuk bahan bakar nabati. Dengan begitu produk akhir dari industri bisa lebih bersih dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar internasional.
“Transisi menuju nett zero emission ini artinya bukan sama sekali tidak ada emisi tapi kalau ada emisi itu nanti siapa yang menyerapnya. Prinsipnya itu yang akan kita lakukan sehingga misalnya dari sektor ESDM tidak bisa nol emisi maka dicari pasangan untuk bisa menyerapnya. Oleh karena itu kami berkoordinasi dengan lintas sektoral,” kata Dadan dalam Webinar bertajuk Kilang dan Transisi Energi, Selasa (16/11).
Lebih jauh Dadan mengungkapkan, dengan pengurangan energi fosil dengan cara menerapkan pajak karbon dan pembatasan operasional pembangkit listrik berbasis batubara (PLTU) dengan memadukan sumber energi EBT. Atau dengan cara retirement (tidak memperpanjang kontrak) PLTU yang sudah uzur dan kemudian diganti dengan pembangkit EBT.
“Kita sudah petakan bagaimana melakukan penonaktifan PLTU secara bertahap, dengan tidak perpanjang kontraknya, kan di awal pembangunan PLTU itu pasti ada kontrak,” sambung dia.
Langkah berikutnya, kata Dadan adalah dengan mengoptimalkan sumber energi listrik untuk sektor transportasi dan lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang tengah fokus mengembangkan kendaraan berbasis baterai atau kendaraan listrik bersama sektor swasta.
“Prinsipnya kita ingin meningkatkan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri. Sebisa mungkin energi yang digunakan adalah listrik dari energi bersih,” pungkas Dadan