Bali Siap Menuju Energi Bersih Berkelanjutan

Bali, ruangenergi – Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto menjadi salah satu narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Penyusunan Skema Teknis dan Pembiayaan PLTS Atap Sebagai Salah Satu Upaya Transisi Energi Bali serta Penyiapan SDM yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bali bersama dengan CORE dan IESR. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster beserta dengan jajarannya. Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut antara lain perwakilan Ditjen EBTKE dan Ditjen Gatrik serta stakeholder terkait lainnya.

Djoko Siswanto dalam kesempatannya menuturkan bahwa ia sangat mengapresiasi terkait program transisi energi yang dilakukan oleh Pemerintah Bali salah satunya adalah dengan pemanfaatan PLTS Atap.

“Pada pengembangan PLTS Atap, kita mempunyai target sebesar 3,61 GW yang terbagi kedalam gedung pemerintah, Pelanggan PLN dan kelompok sosial, bisnis, industri dan rumah tangga. Hingga Oktober 2021 kapasitas yang telah terpasang yaitu 42.39 MWp atau sejumlah 4.399 pelanggan,” ujarnya.

PLTS Atap adalah sistem pembangkitan listrik matahari yang beroperasi paralel dengan jaringan listrik PLN atau menggunakan baterai. PLTS Atap ditujukan untuk penghematan konsumsi listrik PLN. Selain memberikan peluang masyarakat dalam pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan juga bertujuan untuk meningkatkan peran energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional. Masyarakat yang menggunakan plts atap tentunya bisa membayar tagihan listrik lebih murah melalui skema ekspor impor listrik dengan PLN. Besaran penghematan berbeda-beda tergantung pada kapasitas daya yang dihasilkan serta besaran penggunaan listrik keseluruhan.

Lebih lanjut  Djoksis kembali mengingatkan bahwa kedepannya penggunaan EBT akan menjadi prioritas.

“Penggunaan EBT ini akan diaplikasikan dalam berbagai kebutuhan kita pada setiap harinya seperti kendaraan listrik, kemudian sumber energi yang berasal dari atap kita sendiri, dan berbagai aplikasi lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu dalam pembukaan yang disampaikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, menuturkan bahwa transisi energi Bali ini bukan semata mata karena aturan Pemerintah yang ada saja, namun juga keinginan dari seluruh elemen yang ada di bali untuk bersama-sama menjaga alam agar tetap hijau.

“Bali sebagai sebuah tujuan wisata tentu harus menjaga kelestarian alam dalam semua aspek. Dengan mengedepankan energi bersih yang berkelanjutan, diharapkan wisatawan akan semakin senang untuk berwisata ke Bali,” ujarnya.

Bali mulai mencanangkan pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru. Guna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, salah satu misi yang dicanangkan adalah melakukan penataan wilayah dan lingkungan yang bersih, hijau dan indah. Untuk mencapai hal tersebut Bali mulai mempercepat pemanfaatan energi bersih salah satunya dengan percepatan pemanfaatan PLTS Atap sebagai salah satu upaya transisi energi di Bali. Kegiatan FGD kemudian diakhiri dengan kunjungan ke pameran energi baru terbarukan yang menghadirkan berbagai macam produk produk inovasi berbasis energi baru terbarukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *