Bapeten – DEN Bertemu, Bahas Persiapan Pengembangan PLTN dan Progres NEPIO

Sukabumi, ruangenergi – Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Agus Pudji Prasetyono dan As Natio Lasman menjadi narasumber dalam kegiatan executive meeting terkait koordinasi Kementerian/Lembaga untuk persiapan pengawasan PLTN dan pembentukan Tim NEPIO yang diselenggarakan secara tatap muka oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bertempat di Lido Lake Resort. Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Plt. Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo dan Direktur Aneka EBT Direktorat Jenderal EBTKE Andriah Feby Misna.

Dalam sambutan pembuka yang disampaikan oleh Sugeng Sumbarjo berharap bahwa executive meeting ini dapat menjadi forum knowledge sharing awal bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pengawasan PLTN dan nantinya akan menjadi bahan penyusunan dan penyempurnaan roadmap dan program strategis pengawasan PLTN. Menyambung dengan apa yang disampaikan oleh Sugeng, Deputi Perizinan dan investasi Bapeten Zainal Arifin menyampaikan pengawasan PLTN nantinya akan dibagi kedalam beberapa strategi antara lain dengan melakukan kerjasama nasional dan internasional, peningkatan sarana dan prasarana, pelaksanaan peraturan, perizinan dan Inspeksi, penguatan SDM dan pengembangan sistem.

Agus Pudji yang berkesempatan menjadi pembicara pertama menyampaikan bahwa pada masa saat ini pengembangan PLTN mulai harus disiapkan segala sesuatunya dan dicermati secara seksama.

“ Nuclear Energy Programme Implementing Organization (NEPIO) memang perlu dibentuk dan juga sebelum NEPIO ini resmi maka perlu dibuat Tim pembentukan NEPIO. Dalam roadmap GSEN menuju Net Zero Emission 2060, PLTN akan mulai COD pada sekitar tahun 2040 sebesar 7,7 Gigawatt,” ujarnya.

Agus juga sempat menyebut timeline penyusunan draft naskah akademis dan R-Perpres NEPIO masih terus disusun mulai bulan Januari 2022.

“Harapan kami pada akhir tahun atau setidaknya pada pelaksanaan G20 di Indonesia, NEPIO sudah bisa dideklarasikan,” katanya.

Dalam struktur organisasi yang terus diramu sampai saat ini, akan melibatkan berbagai sektor baik dari Kementerian dan Lembaga.

Senada dengan apa yang disampaikan Agus Pudji, As Natio juga berujar bahwa NEPIO nantinya akan mempunyai tugas antara lain melaksanakan koordinasi perencanaan teknis dan anggaran program pembangunan PLTN, bertanggung jawab atas peran pemerintah dalam program pembangunan PLTN, mengkoordinasikan dan memantau serta mengawasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur PLTN.

Sementara itu Direktur Aneka EBT Ditjen EBTKE Andriah Feby menuturkan bahwa target EBT 23% ditahun 2025 memang masih cukup besar untuk dapat dicapai. “Sementara itu dalam target NDC pada tahun 2060 itu adalah sebesar 400 juta ton, sedangkan apabila kita hanya melakukan bussines as usual maka emisi kita akan mencapai lebih dari satu miliar.

“Maka itu perlu kita upayakan untuk memaksimalkan EBT dan juga mendorong pemanfaatan nuklir. Diharapkan pada tahun 2040 kita mulai bisa membangkitkan sekitar 5 Gigawatt dan akan mencapai 35 Gigawatt pada tahun 2060 sehingga kapasitas total untuk EBT pada tahun tersebut akan mencapai 600 Gigawatt,” ucapnya.

Menilik lebih lanjut perkembangan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, Sesuai PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemanfaatan nuklir dalam prioritas penggunaan energi nasional, pemanfaatan energi nuklir dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir dengan memperhatikan faktor keselamatan secara ketat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *