Begini Cerita CEOR di WK Rokan Disampaikan Kepala SKK Migas Djoko Siswanto

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Ada penjelasan menarik dituturkan oleh Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyoal tentang kabar terkini kegiatan Enhanced Oil Recovery yang dilakukan di Lapangan Balam South (BSO) WK Rokan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Djoko menuturkan C-EOR ( Chemical EOR ) yang di lakukan pada Lapangan Balam South (“BSO”), WK Rokan di Provinsi Riau sedang disiapkan untuk penerapan skala lapangan.

“Tahun lalu SKKMIGAS-PHR telah memulai uji coba metode sederhana menggunakan surfaktan sederhana SSF , yaitu sabun cair yang di injeksi ke dalam reservoar minyak melalui sumur injeksi agar sabun/surfaktan tersebut bereaksi dengan minyak yang melekat pada batuan reservoar sehingga minyak tersebut terlepas dari batuan reservoar akibat reaksi kimia sabun dengan minyak tersebut, kemudian minyak yang terlarut dalam sabun tersebut di dorong kearah sumur produksi dgn memompakan air / waterflooding. Selanjutnya diangkat kepermukaan memakai pompa angguk, sampai permukaan surfaktan dan minyaknya dipisahkan kemudian surfaktannya diinjeksikan kembali ke dalam reservoar sirkulasi terus dan minyaknya diproduksikan,” kata Djoko Siswanto, bercerita kepada ruangenergi.com, dalam laporannya kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Selasa (03/06/2025), di Jakarta.

Djoko menyampaikan, hasil uji sumur pertama yang dilakukan tahun lalu cukup menjanjikan, dengan peningkatan produksi mencapai 50–70 bopd.

“Melanjutkan keberhasilan tersebut, pada Senin, 2 Juni 2025, kami akan mulai injeksi tahap-1 untuk dua titik Sumur injeksi berikutnya (start Put on Injection “POI”).Salah satunya menggunakan surfaktan hasil inovasi dalam negeri dari PT Pertamina dengan melibatkan LEMIGAS dan instusi pendidikan ITB terkait kriteria teknis dan verikasinya Target tambahan produksi dari tahap ini sekitar 40–50 barel per hari/ sumur,”ungkap Djoksis, sapaan akrab Djoko Siswanto.

Setelah itu, lanjut Djoko, program akan diperluas ke 26 titik sumur lain secara bertahap hingga 2026, dengan potensi tambahan produksi hingga 550 – 1000 barel oil per hari .

“Kami membayangkan Jika diterapkan pada 10 lapangan sejenis bisa mendapatkan tambahan 10.000 bopd, jika 100 lapangan sejenis bisa mendapatkan 100.000 bopd,” cetus Djoko berharap.

Dia melanjutkan, program ini menunjukkan bahwa pendekatan sederhana menggunakan SSF ( simple surfactan flooding) bisa memberikan hasil cepat dan menjanjikan, dan ke depan dapat diterapkan lebih luas di lapangan-lapangan migas lainnya dgn target 10 sd 100 lapangan minyak.

“Hal ini sekaligus membuktikan bahwa opini yg mengatan bahwa EOR perlu waktu lama 5 sd 10 tahun tidak valid / ketinggalan jaman. Selama keekonomian masih positif kita perbanyak aja patternnya..yang membanggakan juga adalah produksi dalam negeri…, bahwa kita bisa…gak perlu surfaktan yang impor mahal pula,” tutup Djoko melaporkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Wamen ESDM Yuliot.