Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan bahwa jika Lapangan Abadi di blok Masela berproduksi maka sedini mungkin menyiapkan potensi komersialisasi gas dari blok tersebut.
Hal ini menjadi penting mengingat Pemerintah Indonesia memprioritaskan domestik sebagai pembeli LNG hasil produksi dari kontraktor kontrak kerjasama (K3S) yang ada.
“LNG sementara masih pada isu perlunya pemanfaatan untuk domestik, nanti kalau Masela berproduksi bagaimana kebijakan tersebut dihubungkan dengan keekonomian hulu..” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (20/06/2023).
Hanya saja, Kurnia menjelaskan terkait gas dari blok Masela, pihaknya sedang memastikan kelanjutan dari memorandum of understanding (MoU) yang pernah ditandatangani oleh Inpex Masela Ltd dengan para calon pembelinya.
“Infonya dulu sudah ada beberapa MoU, namun masih perlu dicek. Kalau beralih operator bagaimana? Masih gerak-gerak. Perlu koordinasi ke Esdm yang lebih update,” ungkap pria lulusan S2 Magister Ekonomi UI ini menjelaskan.
Dalam catatan ruangenergi.com, PT PLN (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) menjajaki kesepakatan pembahasan rencana pembelian gas bumi atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari Lapangan Abadi, Blok Masela milik INPEX Corporation. Blok yang terletak di Kepulauan Tanimbar ini diprediksi bakal produksi 2027.
“Hari ini kita menyaksikan komitmen dari perusahaan nasional yang mempunyai ketertarikan memanfaatkan LNG yang dihasilkan Proyek Abadi untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dan juga PT Pupuk Indonesia yang tertarik untuk membeli gas bumi sebanyak 150 MMSCFD selama 20 tahun,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif usai menyaksikan penandatanganan MoU tersebut.