Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dikabarkan menyurati Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) untuk memohon penetapan alokasi dan harga penjualan kargo LNG dari Kilang Bontang kepada PT PLN (Persero) dan anak perusahaannya yang bergerak di pembangkitan listrik.
Surat tersebut untuk meminta alokasi LNG periode November hingga Desember 2023 plus untuk tahun 2024.
“Usulan permohonan alokasi dan harga gas sebanyak 3,9 kargo hingga 4,4 kargo untuk November-Desember 2023 dan 14,9 kargo untuk tahun 2024,” kata sumber ruangenergi.com, Rabu (31/01/2024), di Jakarta.
Dia menjelaskan, kargo LNG yang dibeli dari sumber gas blok Mahakam, East Sepinggan, Sanga-Sanga, EastKal dan Attaka. Titik serah LNG di Kilang Bontang, pengiriman FOB, periode pengiriman Nov-Des 2023 dan Januari hingga Desember 2024.
Disebutkan juga, tahun 2023 lifting PLN dari Tangguh sebesar 47 kargo dan PLN dapat spot 21 kargo dari Kilang LNG Bontang.
“Dengan realisasi kebutuhan LNG tahun 2023 sebesar 68 kargo serta untuk pasokan pembangkit Jawa Barat yang sebelumnya berasal dari gas pipa sebesar 90 MMSCFD atau setara 10 kargo-an, maka potensi supply LNG untuk tahun 2024 ini ke PLN bisa sebanyak 78 kargo,” ungkapnya seraya menunjukan data ke ruangenergi.com.
Adapun pemetaan pasokan dan kebutuhan gas bumi Indonesia tahun 2023 hingga 2035 dijelaskannya, bahwa pasokan gas eksisting dan PoD telah memperhitungkan pasokan dari Kilang LNG Tangguh, JTB, PoD Masela dan IDD.
Kemudian,lanjutnya, pasokan undevelop discovery dan eksplorasi pada WK Eksploitasi seperti WK Gebang Fase-2 dengan volume 140 MMSCFD dan onstream 2028, WK Seram Non Bula dengan pasokan 123 MMSCFD dan onstream pada 2029.
Adapun potensi WK Eksplorasi berasal dari Andaman Cluster dengan pasokan 533 MMSCFD, onstream 2029, plus dari WK East Ganal yang menyuplai pasokan 152 MMSCFD dan onstream 2028. Kemudian WK North Ganal dengan pasokan 363 MMSCFD dan onstream 2029.
Lanjut lagi dari WK Agung dengan pasokan 103 MMSCFD dan onstream 2030.
“Pertumbuhan demand dalam negeri secara rata-rata per tahun dari 2024 hingga 2035 adalah 3,2 persen. Demand smelter merupakan sebagian kecil dari kebutuhan energi smelter, sekitar 22 GW. Demand petrokimia dan Kilang Pertamina termasuk rencana pembangunan pabrik methanol Bojonegoro, Petrokimia Bintuni dan Petrokimia di Masela. Demand PLN termasuk kebutuhan gas untuk proyek gasifikasi PLN,” urainya.