Jakarta, ruangenergi.com- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan dirinya menargetkan minimal dalam 2 (dua) bulan ke depan, harus ada titik terang terkait Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (EBET).
Untuk di Asia Tenggara, Indonesia punya potensi energi baru, energi terbarukan.
“Titik terangnya sudah ada, kalau bisa lampunya dinyalain, ya dinyalain karena Undang-Undang EBT nya sudah hampir selesai. Ini tinggal transmisinya saja ya Pak Sekjen ((sembari menoleh ke Sekjen Kesdm Dadan Kusdiana bertanya). Ya tinggal sedikit lagi lah,” kata Bahlil saat rapat kerja di Komisi VII DPR, Senin (26/08/2024), di Jakarta.
Dalam rapat kerja tersebut, Bahlil bercerita betapa susahnya listrik masuk di industri, seperti terjadi di wilayah Sulawesi, akibat tidak memiliki transmisi.
“Jadi PR (pekerjaan rumah) kita sebenarnya PLN ini harus prioritaskan itu transmisinya. Jadi barang ada, listrik ada tapi kalau transmisi enggak ada, siapa yang mau pakai?” cetus Bahlil yang hadir di Raker DPR tersebut di damping Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi, Sekjen KESDM Dadan Kusdiana dan eselon 1 lainnya.
Bahlil menjelaskan, potensi energi terbarukan seperti angin, matahari, rata-rata ada di luar Pulau Jawa.
“Sinar matahari di Indonesia Timur, di Kalimantan,rata-rata ada di sana. Jangankan kita mau bicara energi baru terbarukan, lampunya aja di sana, setengah hari hidup, setengah hari mati. Jadi menurut saya, harus kita buka ini secara transparan.Ndak bisa lagi lah kita orgasme dengan bayang-bayang pikiran seolah-olah semua sudah bagus,padahal masalah. Kalau bagus, berarti tidak ada masalah, kalau bermasalah berarti tidak bagus dan menurut saya kita harus jujur pada diri kita sendiri,” ungkap Bahlil.