Jakarta, ruangenergi.com- PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mengklaim program gasifikasi ini PLN EPI berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon sebesar 1,2 juta ton CO2 per tahun.
PLN EPI akan melakukan konversi PLTD menjadi pembangkit gas pada 20 pembangkit yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia bagian tengah dan timur.
“Selain itu, dengan program gasifikasi ini PLN EPI berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon sebesar 1,2 juta ton CO2 per tahun,” kata Sekretaris Perusahaan PT PLN EPI Mamit Setiawan dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (06/02/2024), di Jakarta.
Mamit menjelaskan, PLN EPI melakukan program gasifikasi pembangkit dengan membagi menjadi enam kluster. Kluster tersebut tersebar di Sulawesi – Maluku (6 pembangkit), Nusa Tenggara (6 pembangkit) , Kalimantan (1 pembangkit), Papua Utara (4 pembangkit), Papua Selatan (2 pembangkit), dan Nias (1 pembangkit).
Adapun, total daya yang akan dikonversi sebesar 2.278 megawatt (MW) dan akan membutuhan pasokan gas sebesar 151 BBtud atau setara dengan 18 standar kargo LNG setiap tahunnya. Melalui program ini PLN diharapkan dapat mengurangi penggunaan BBM sekitar 1,7 juta kiloliter per tahun.
Mamit Setiawan menjelaskan, minat perusahaan dalam dan luar negeri untuk berpartisipasi pada lelang konversi pembangkit ini relatif besar.
Berdasarkan data Mei 2023 lalu, PLN EPI telah menghimpun 50 perusahaan yang menunjukkan minat mereka pada tahap prakualifikasi pelelangan konversi tersebut.
Adapun, 70 persen perusahaan disebut berasal dari badan usaha nasional. Sebagian besar peserta lelang itu merupakan perusahaan dengan keahlian midstream gas.
Mamit menjelaskan, untuk lelang yang gasifikasi ini untuk menyiapkan infrastruktur LNG, pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG)saat ini masih berlangsung.