Jakarta, ruangenergi.com – Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Ahmad Yuniarto mengungkapkan bahwa, PGEO saat ini memiliki ambisi untuk menjadi perusahaan renewable energy kelas dunia setelah melantai di bursa saham.
Yuniarto juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga akan ekspansi ke luar negeri untuk mengembangkan bisnis bersih kelas dunia.
“Jika sesuai dengan strategi kami yang akan meluaskan bisnis, tentu kami pertimbangkan,” ungkap Yuniarto dalam Webinar #KnowYourCompany PGEO: Simak Potensinya di 2023 Pasca IPO (20/02/2023).
Yuniarto menjelaskan, saat ini perusahaan memiliki 13 wilayah kerja panas bumi yang tersebar di berbagai daerah. PGEO adalah pemegang wilayah kerja panas bumi terbesar di Indonesia. Dalam waktu lima tahun ke depan, perusahaan akan mengembangkan 600 MW (Megawatt) di wilayah kerja yang saat ini telah dimiliki perusahaan. Saat ini perusahaan mengoperasikan 672 MW secara mandiri dan 1,8 GW dioperasikan dengan mitra.
Saat ini, pihaknya telah menguasai bisnis pembangkitan dan juga pengelolaan uap panas bumi. Dengan keahlian mengelola Wilayak Kerja Kamojang di Jawa Barat selama 40 tahun maka secara kapasitas perusahaan sangat ahli dalam bidang panas bumi.
PGEO menjual listrik dan juga uap kepada PLN. Kedepannya nanti PGEO bisa juga untuk mengelola dari hulu sampai hilir agar bisa lebih efesien dalam berbisnis. “Soal tim yang kami punya tentu sangat ahli dalam bidang uap, pembangkitan, dan pengembangan sumur,” terang Ahmad.
Yuniarto mengungkapkan, pihaknya juga tidak khawatir dengan fluktuasi harga komoditas karena untuk mengoperasikan pembangkit panas bumi tidak diperlukan bahan baku. Dengan demikian ongkos produksi dari panas bumi sangat kompetitif atau lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit jenis lain.
Kelebihan lain adalah, bisnis panas bumi ini juga tidak perlu menambah investasi untuk mengurangi karbon. Sebaliknya malah bisnis panas bumi sangat bersih dan bisa berkontribusi dalam net zero emisi.
“Perlu diingat pembangkit panas bumi ini base load, beroperasi 24 jam dan setiap hari,” kata dia.
Yuniarto menambahkan, dengan berinvestasi pada PGEO maka kita sudah membawa bendera Indonesia ke kancah internasional sebagai perusahaan energi bersih kelas dunia.
“Ini adalah investasi indonesia dan generasi indonesia bagaimana menyediakan energi bersih merawat indonesia membantu indonesia zero emisi,” kata dia.
Seperti diketahui Per kuartal III-2022, pendapatan PGE mencapai US$ 287 juta, tumbuh 3,9%. Sejalan dengan itu, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan, sebesar 67,8% menjadi US$111 juta.
Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24% per kuartal III-2021 menjadi 38,8% per akhir kuartal III/2022. Kinerja solid PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).