Begini Reaksi SKK Migas Tanggapi Sinyal dari Donald Trump

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyikapi  sinyal dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang telah menyatakan keberpihakannya pada fossil, dibanding pengembangan EBT, ditanggapi satuan kerja tersebut dengan bijak.

SKK Migas akan memanfaatkan hal itu sebagai persiapan yang lebih matang dalam menjembatani transisi energi, dengan cara mengoptimalkan produksi dari sumber daya yang ada, khususnya gas, dan mendukung upaya Pemerintah dalam percepatan pengembangan new dan renewable energy.

“Apa yang akan dimanfaatkan dari momen ini untuk mendorong sektor migas di tanah air, terutama untuk menarik lagi investasi asing yang dalam beberapa tahun terakhir banyak keluar dari Indonesia? Jawabannya, SKK Migas akan memanfaatkan hal tersebut sebagai persiapan yang lebih matang dalam menjembatani transisi energi,dengan cara mengoptimalkan produksi dari sumber daya yang ada, khususnya gas, dan mendukung upaya Pemerintah dalam percepatan pengembangan new dan renewable energy,” kata Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro, Selasa (18/02/2025), di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan bahwa ketahanan energi merupakan tantangan besar bagi Indonesia ditengah terus meningkatnya kebutuhan energi nasional.

Hal itu disampaikan Djoko Siswanto pada kegiatan Indonesia Drilling and Well Intervention Forum 2025. Kegiatan ini adalah upaya nyata yang dilakukan SKK Migas untuk dapat melakukan koordinasi dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan program pemboran eksplorasi dan eksploitasi dapat diselesaikan dan memberikan hasil sesuai target yang telah ditetapkan.

Djoko menyampaikan bahwa diantara rangkaian panjang business process hulu migas, kegiatan pemboran dan well intervention merupakan kegiatan yang krusial, karena tidak akan pernah ditemukan minyak dan gas bumi kemudian memproduksikannya tanpa adanya kegiatan pemboran.

Tahun 2025 target pemboran sumur eksplorasi meningkat menjadi 46 sumur atau naik 18% dibandingkan realiasasi tahun lalu, begitupula target pemboran sumur eksploitasi meningkat menjadi 993 sumur atau naik 11% dibandingkan realisasi tahun lalu.

“Oleh karena itu, forum ini menjadi sangat penting untuk mengawal dan memastikan target bisa direaliasikan,”urai Djoko waktu itu.