Jakarta, ruangenergi.com- Sebagai Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Terbuka terus berkomitmen untuk mendukung agenda energi nasional.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menetapkan rencana induk jaringan transmisi dan distribusi gas bumi nasional.Termasuk pembangunan Pipa Batang – Cirebon dan Dumai – Sei Mangke sebagai prioritas.
Di kawasan tengah dan timur Indonesia, strategi pengembangan mini LNG dan terminal LNG menjadi fokus utama guna mendukung program gasifikasi pembangkit listrik, terutama di wilayah kepulauan.
Dengan berbagai proyek strategis yang mulai berjalan, PGN optimistis dapat berkontribusi besar dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
PGN juga mengembangkan Pipa Bintuni – Fakfak, yang berpotensi menjadi sumber pasokan gas untuk pabrik petrokimia serta kawasan industri di Makassar, Parimo, Morowali, dan Teluk Bintuni.
Ekspansi Infrastruktur
Untuk mengatasi ketimpangan pasokan gas, PGN juga mengembangkan infrastruktur beyond pipeline, seperti fasilitas LNG di Indonesia tengah dan timur.
Langkah ini dilakukan untuk memenuhi permintaan gas dari sektor smelter dan pembangkit listrik.PGN bekerja sama dengan PLN EPI untuk gasifikasi pembangkit listrik di Papua Utara, guna mengurangi ketergantungan pada BBM.
“Pembangunan infrastruktur LNG menjadi solusi bagi tantangan defisit pasokan di Indonesia bagian barat dan pertumbuhan permintaan di wilayah tengah serta timur,” kata Arief, Senin (10/03/2025), di Jakarta.
PGN juga mempercepat proyek revitalisasi Tangki LNG Hub Arun, khususnya tangki F-6004, untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan LNG.
Progres revitalisasi Tangki LNG F-6004 di Arun yang telah mencapai 73 persen merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas penyimpanan LNG di Indonesia. Dengan selesainya proyek ini, suplai energi ke berbagai sektor, termasuk industri dan kelistrikan, akan semakin terjamin.
“Saat ini, progres konstruksi proyek ini telah mencapai sekitar 73 persen,” pungkas Arief.