Jakarta, Ruangenergi.com – Terhitung mulai periode 1- 21 April 2024 hingga pukul 12.00 WITA, tercatat 10 kali erupsi di Gunung (G.) Ruang yang dimulai pada tanggal 16 April 2024 pukul 13.37 WITA. Sementara erupsi besar tercatat pada tanggal 17 April 2024 pukul 20.15 WITA yang merupakan erupsi
menerus disertai suara gemuruh dan getaran terasa hingga ke Pos PGA Ruang di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang.
“Pada saat kejadian erupsi ini, visual di Pulau Ruang teramati erupsi eksplosif disertai dengan lontaran material pijar disertai awan panas. Akibat erupsi ini, terjadi hujan batu dan pasir di P.Tagulandang,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid A.N dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Wafid juga mengungkapkan, bahwa pada tanggal 17 April 2024 pukul 20.39 WITA, stasiun pemantauan seismik yang berada di Pulau Ruang tidak mengirimkan data kegempaan, karena diduga mengalami
kerusakan akibat material hasil erupsi.
“Kejadian erupsi G. Ruang terekam di stasiun seismik di Gunung Karangetang, Awu, Soputan, Tangkoko, Lokon, dan Mahawu.
Rekaman erupsi yang berasal dari G. Ruang di stasiun seismik Gunung Awu, Soputan, Tangkoko, dan Mahawu mulai mereda pada tanggal 18 April 2024 pukul 02.50 WITA,” ungkapnya.
Lebih jauh ia menyebutkan, bahwa pada 20 April terjadi 2 kali erupsi yaitu pada pukul 01:09 WITA dan 12.15 WITA.
“Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke selatan teramati maksimal setinggi ± 1200 m di atas puncak (± 1925 m di atas permukaan laut),” kata dia.
Sementara hasil pemantauan visual tanggal 21 April 2024 hingga pukul 12.00 WITA teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi maksimal 200
meter dari puncak dan tidak teramati adanya erupsi. Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas erupsi di G. Ruang.
Lebih jauh ia mengungkapkan, bahwa hasil pemantauan kegempaan tanggal 21 April 2024 periode 00.00-12.00 WITA
tercatat 25 kali gempa Vulkanik Dangkal dan 19 kali gempa Vulkanik Dalam.
Menurutnya, tim PVMBG-Badan Geologi-KESDM telah memasang 1 stasiun pemantauan berupa stasiun seismik di Pos PGA Ruang yang berjarak kurang lebih 5 km dari puncak untuk memantau aktivitas G. Ruang.
“Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batu (pijar) ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi
efusif (aliran lava),” tukasnya.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik G. Ruang masih tinggi, oleh karena itu tingkat aktivitas G. Ruang masih tetap di Level IV,” pungkasnya.(SF)