Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menerima laporan perkembangan blok Masela dari Konsorsium Inpex Masela Ltd, PT Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas Masela Sdn.Bhd.
Konsorsium melaporkan penyelesaian kegiatan survei lapangan tambahan sebagai bagian dari melanjutkan proses persetujuan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yang mencakup data tambahan hasil observasi ekosistem terumbu karang dan hasil resolusi aspirasi mewakili Maluku Barat Daya (MBD).
Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan akademisi yang berasal dari MBD yang aktif di Universitas Pattimura (UNPATTI).
Hasil tersebut akan diintegrasikan dalam revisi dokumen ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan
Hidup) dan RKL-RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup – Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup).
“SKK Migas juga telah menerima penyerahan hasil pengadaan tanah kawasan non-hutan seluas kurang lebih 28.9 hektar untuk lokasi pembangunan salah satu fasilitas proyek LNG Abadi dari Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dari Kantor Wilayah BPN Maluku pada 19 Februari 2024 di Ambon, Provinsi Maluku sebagai bentuk kontribusi dalam mendukung kelancaran proyek,” demikian siaran pers Inpex yang diterima ruangenergi.com, Selasa (12/03/2023), di Jakarta.
Dalam rilis tersebut, dijelaskan SKK Migas bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela, LTD., yang merupakan anak Perusahaan INPEX CORPORATION (INPEX), berhasil menyelesaikan rangkaian kegiatan dalam rangka melanjutkan pengembangan Proyek Lapangan Gas Abadi.
Sebagai operator proyek LNG Abadi di Wilayah Kerja Masela, INPEX Masela, LTD., bersama dengan
mitra, PT Pertamina Hulu Energi Masela dan PETRONAS Masela, Sdn.Bhd., berkomitmen untuk terus menjalankan pengembangan proyek ini dengan efisiensi yang tinggi, berkualitas dan mengutamakan prinsip HSSE (Health, Safety, Security, and Environment).
