Bukan Hanya SKN yang Dibutuhkan Nelayan, Ketersediaan BBM Subsidi Juga Harus Diperhatikan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Pengamat Nelayan dan Korda Lembaga Investigasi Negara Maluku (LIN Maluku), Andi Subrandi mengapresiasi pemberian Sertifikasi Kecakapan Nelayan (SKN)’ kepada para nelayan dan awak kapal perikanan di Lampung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Dalam keterangan pers yang dikeluarkan KKP Kamis (25/5) lalu disebutkan, bahwa Sertifikasi dari KKP ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kecakapan dan kompetensi nelayan agar hasil tangkap optimal dengan memperhatikan aspek keselamatan. Selain itu juga untuk mendukung lima Program Ekonomi Biru yang digaungkan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.

“Saya berharap pemberian sertifikasi atau SKN melalui pelatihan kepada nelayan dan awak kapal perikanan dilakukan secara simultan ke wilayah Indonesia lainnya yang juga memiliki potensi tangkapan ikan banyak, seperti di Kepulauan Aru, Maluku,” sebut Andi dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).

Lebih jauh Andi mengatakan, bahwa bagi nelayan tradisional yang mempunyai kemampuan turun temurun tentu sangat berarti dengan adanya pelatihan sertifikasi tersebut.

“Pelatihan sertifikasi untuk nelayan sangat penting dan berharga sekali. Pelatihan tentu akan menambah pengetahuan mereka bukan sebatas jumlah tangkapan yang didapat. Tapi juga mereka mendapat pengetahuan terkait faktor keamanan dan keselamatan saat mereka mencari ikan di lautan,” jelas Andi.

Menurutnya, hal lain yang juga perlu mendapat perhatian dari KKP kepada para nelayan atau awak kapal perikanan adalah fasilitas di lokasi pelabuhan atau di lokasi pelelangan ikan.

“Saya berharap KKP dapat memberikan fasilitas cold storage untuk menampung hasil tangkapan ikan para nelayan. Atau di dekat dermaga dibuatkan pabrik es. Selain itu diharapkan juga ada penambahan untuk fasilitas air bersih. Yang tak kalah pentingnya adalah cukup tersedianya BBM subsidi untuk nelayan ketika hendak melaut,” papar Andi.

“Karena ketersediaan BBM subsidi bagi nelayan kecil seperti halnya di kepulauan Aru, nelayan kecil sangat kewalahan untuk mendapatkan BBM subsidi akibat sangat terbatas jumlahnya. Saya berharap stakeholder penyedia BBM untuk ikut memenuhinya,” pungkasnya.(SF)