Bukan Sekadar Tambang! Masyarakat Diberdayakan Lewat Kriya Etnik Kaltim

Balikpapan, ruangenergi.com – Suasana semangat dan antusias terpancar dari wajah-wajah peserta yang memenuhi ruang pelatihan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Selama dua hari, sebanyak 110 warga dari berbagai daerah sekitar tambang mengikuti pelatihan kriya yang digagas oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Dekranasda Kalimantan Timur.

Pelatihan ini bukan sekadar ajang menimba ilmu keterampilan, tapi menjadi bagian dari upaya nyata untuk menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat yang hidup berdampingan dengan aktivitas pertambangan.

“Seringkali masyarakat di sekitar tambang justru menjadi pihak yang paling terdampak. Kita ingin mereka tidak hanya menanggung dampak, tapi juga mendapat manfaat nyata dari kehadiran industri tersebut,” ujar Sri Suparni Bahlil, Penasehat DWP Kementerian ESDM sekaligus Wakil Ketua Harian II Dekranas, dalam sambutannya pada Seminar Umum, Coaching Clinic, Pelatihan, dan Pameran Kriya Etnik Kaltim, Rabu (23/4).

Sri Bahlil menegaskan, pelatihan ini adalah bagian dari strategi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, khususnya yang tinggal dekat dengan wilayah pertambangan di Kalimantan Timur—daerah yang dikenal kaya sumber daya alam, namun masih menyimpan tantangan sosial dan ekonomi bagi sebagian komunitasnya.

Kegiatan ini menghadirkan berbagai kelas pelatihan mulai dari kerajinan khas seperti lampit, ulap doyo, ulap sarut, batik Kalimantan, hingga olahan kayu dan manik-manik. Tak hanya itu, peserta juga mendapat pembekalan mengenai pemasaran produk dan manajemen usaha kecil.

Kepala Dinas ESDM Kalimantan Timur, Bambang Arwanto, turut menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. Ia menilai pelatihan seperti ini tidak hanya melestarikan warisan budaya kriya, tetapi juga memperkuat potensi ekonomi lokal. “Kami hadir untuk memastikan ekosistem kriya lokal semakin kuat, dan binaan kami bisa tumbuh berkelanjutan,” katanya.

Salah satu peserta pelatihan, Kartini Magdalena—warga Suku Dayak Kenya dari Kutai Timur—mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan ini.

“Pelatihan ini sangat membantu kami mengembangkan produk lokal. Kemarin banyak produk kami yang langsung laku. Harapannya, bisa terus berlanjut dan dikenal lebih luas lagi,” tuturnya dengan penuh harap.

Program ini tidak hanya menyentuh sisi ekonomi kreatif, namun juga menjadi ruang pemberdayaan yang memberi harapan baru bagi masyarakat. Dengan menyasar warga dari berbagai kabupaten seperti Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara, pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kemandirian dan kesejahteraan yang lebih inklusif di wilayah tambang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *