Menteri ESDM

Butuh 7 sampai 10 Tahun untuk Bisa Hasilkan Produksi Migas dari Blok Migas Baru

Jakarta,ruangenergi.comMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) untuk sektor industri meningkat cukup signifikan pasca Covid-19 melandai.

Terlihat peningkatan tersebut hasil peninjauan Arifin Tasrif ke lapangan, termasuk banyaknya penyimpangan pemanfaatan bbm subsidi, terjadi cukup masif.

“Langkah yang sekarang ini kita lakukan,pemerintah lakukan sekarang sedang dalam proses evaluasi.Sedang melakukan kajian-kajian yang intensif.Kita menjaga agar kebutuhan bbm masyarakat kecil. Ini agar ekonomi berjalan,”kata Arifin Tasrif di  Komisi VII DPR RI  saat melakukan rapat kerja, Rabu, (24/08/2022) di Jakarta.

Di bbm sendiri,lanjut Tasrif, pihaknya sedang melakukan exercise untuk mencari skema yang pas untuk penyaluran bbm.

Sektor Hulu Migas

Arifin mengakui, di sektor hulu migas Indonesia memang kecenderungannya terjadi penurunan produksi.

“Kita sudah berupaya, sudah memberikan bermacam-macam insentif, terbukti di PHM (Pertamina Hulu Mahakam) sudah ada peningkatan dengan melakukan massif drilling. PHM yang tadinya indikasi declining kini mulai meningkat,”beber Tasrif.

Tasrif menjelaskan peningkatan produksi juga terjadi di blok Rokan, yang tadinya menurun kini retaking lagi, meningkat lagi produksi.

“Kita tidak boleh berharap terlalu besar. Untuk mendevelop satu produksi baru dari wilayah kerja baru itu membutuhkan waktu 7 sampai 10 tahun sampai produksi.Kita tahu memang ada beberapa potensi (migas) lagi yang sekarang kita kerjakan,” ucap Tasrif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *