Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan akan melakukan upaya penurunan karbon (carbon reduction) dari operasional yang dilakukan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas (migas) di Indonesia.
Inisiatif-inisiatif yang dilakukan dari operasional KKKS SKK Migas adalah pengurangan karbon di lapangan migas yang ada.
“Beberapa KKKS terutama yang dari asing, dan juga Pertamina sangat aktif melakukan proses reduction carbon ini. Zero flaring, pengurangan flare dioperasional kita, lalu ada pemanfaatan-pemanfaatan lainnya. Nah yang pilot project sekarang ini adalah carbon capture. Kita capture dari operasional fasilitas di atas, lalu kita masukan lagi ke storage, reservoir-reservoir yang sudah kosong,” kata Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rayendra Sidik dalam EITS DISCUSSION SERIES 2024 “Transformasi Hijau Menuju Masa Depan Energi yang Lebih Bersih dan Berkelanjutan” Ballroom Thamrin Nine, Rabu (05/06/2024), di Jakarta.
Rayendra bercerita, memang kalau dari naturenya, yang dipersiapkan SKK Migas adalah persiapan transisi energi dari migas ke energi terbarukan.
“Untungnya ke depan nanti, cadangan-cadangan baru yang ditemukan itu gas. Di situlah porsi kita (SKK Migas) mendukung transisi sampai kita siap seratus persen menggunakan energi terbarukan. Kita ada natural gas yang sebenarnya inikan non renewable energy yang bisa dimanfaatkan berbagai energi baik sebagai feedstock maupun energy lah,” ungkap Rayendra.