transmisi jsp

Catat Ya, RUPTL 2025-2034 Akan Resmi Diumumkan MESDM Bahlil Lahadalia Senin Depan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia dipastikan akan mengumumkan Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.

Pengumuman itu akan dilakukan pada Hari, tanggal : Senin, 26 Mei 2025.Waktu : 14.00 WIB sampai dengan selesai. Tempat : Ruang Sarulla, Gedung Chairul Saleh Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta.

Demikian undangan kepada Pemimpin Redaksi media massa, termasuk ruangenergi.com, dari Kepala Biro KLIK KESDM Sunindyo Suryo Herdadi, Jumat (23/05/2025).

Dalam catatan ruangenergi.com, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034 telah rampung dan dijadwalkan terbit pada April 2025. Namun, ternyata diumumkan resmi terbit pada 26 Mei 2025. Dokumen ini menjadi peta jalan penting dalam transisi energi Indonesia menuju bauran energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

RUPTL 2025–2034 menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 gigawatt (GW) dalam satu dekade ke depan. Sekitar 70% dari kapasitas baru ini akan berasal dari energi terbarukan, dengan rincian sebagai berikut:

  • Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): 17 GW
  • Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): 16 GW
  • Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): 5 GW
  • Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB): 5 GW
  • Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi: 1 GW

Selain itu, direncanakan penambahan kapasitas pembangkit gas sebesar 15 GW dan penyelesaian proyek pembangkit batu bara yang sudah berjalan, tanpa pengembangan proyek baru setelah larangan pembangunan PLTU baru pada 2022.

RUPTL ini menargetkan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional dari sekitar 12% pada 2024 menjadi 35% pada 2034. Untuk mendukung hal ini, PLN akan membangun infrastruktur transmisi sepanjang 48.000 km sirkuit guna menghubungkan sumber energi terbarukan di daerah terpencil dengan pusat permintaan listrik.

Sekitar 60% dari proyek pembangkit baru akan dikerjakan oleh sektor swasta melalui skema Independent Power Producer (IPP), terutama untuk pembangkit energi terbarukan. Langkah ini bertujuan untuk mendorong investasi swasta dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.

Sebagai bagian dari RUPTL ini, PLN merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas 40 MW di Ambon, Maluku. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan wilayah tersebut pada pembangkit diesel dan batu bara.

RUPTL 2025–2034 juga mencantumkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia dengan kapasitas 500 MW. Lokasi prioritas pembangunan PLTN ini meliputi Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, dan Pulau Halmahera.