Sentul, Jawa Barat, ruangenergi.com — Pagi ini, Rabu (03/12/2025), kawasan Aston Sentul terasa lebih ramai dari biasanya. Di balik lalu-lalang peserta dan deretan badge akreditasi, tersiar kabar bahwa Wakil Menteri ESDM, Yuliot, akan membuka secara resmi Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis (Rakor Dukbis) SKK Migas 2025. Agenda tiga hari yang digelar pada 3–5 Desember ini disebut-sebut sebagai salah satu forum tahunan paling strategis dalam menjaga napas industri migas Indonesia.
Tema besar yang diusung—“Integrasi Dukungan Bisnis dan Instansi Terkait untuk Mencapai Target Lifting, Menuju Ketahanan Energi Nasional”—bukan sekadar rangkaian kata. Ia menjadi penanda bahwa tantangan industri hulu migas kini membutuhkan irisan kolaborasi yang jauh lebih dalam.
Deretan Tokoh Penting Hadir, Menandai Beratnya Agenda Energi
Aula pertemuan mulai terisi oleh tokoh lintas sektor. Terlihat Purnomo Yusgiantoro, Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi; Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM yang diwakili Wamen ESDM Yuliot; Maman Abdurahman, Menteri Koperasi dan UKM; serta Djoko Siswanto, Kepala SKK Migas.
Kehadiran mereka seolah menunjukkan satu pesan: urusan energi tidak berdiri sendiri. Ia bergantung pada rantai panjang—dari penyedia barang dan jasa, lembaga pembiayaan, pelaku UMKM, hingga pemangku kebijakan di daerah.
“Produksi migas hanya satu ujung. Tanpa dukungan ecosystem yang kuat, target lifting akan sulit dikejar,” ujar seorang pejabat SKK Migas di sela registrasi peserta.
Dalam forum yang e-flyer-nya sempat dibaca Ruanguenergi.com, SKK Migas juga dijadwalkan memaparkan Upstream Oil & Gas Activity Outlook 2026–2030.
Dokumen itu berisi gambaran arah pengeboran, potensi lapangan baru, hingga strategi peningkatan produksi. Seluruhnya bertumpu pada satu hal: integrasi ekosistem dukungan bisnis.
Industri hulu tak lagi bicara mesin dan rig semata. Ia bicara pembiayaan yang adaptif, UMKM penopang logistik, ketersediaan teknologi, hingga cepatnya alur perizinan dari pemerintah daerah. Rakor ini menjadi wadah sinkronisasi semua simpul itu.
Tahun ini, Rakor Dukbis mengedepankan pendekatan baru: mengubah dukungan menjadi kemitraan strategis.
Kolaborasi tidak lagi dipahami sebagai hubungan transaksional, tetapi jejaring kerja yang mampu menjawab tantangan industri migas yang kian kompleks—mulai dari volatilitas harga minyak hingga target energi nasional yang terus menanjak.
Selama tiga hari, peserta akan disuguhi rangkaian sesi yang disusun untuk memantik strategi, membuka peluang, sekaligus menajamkan arah kebijakan. Beberapa agenda utama antara lain:
- Executive Dialogue
- Keynote Speech & Panel Session
- Breakout Session untuk isu teknis dan sektor pendukung
- Awarding Session bagi pelaku dukungan bisnis terbaik
- Partnership Highlight Session
- Motivational Talk: “From Support to Strategic Partner”
- Peluncuran Grand Design Dukungan Bisnis 2026
Setiap sesi dirancang agar para pemain industri—baik korporasi besar maupun pelaku usaha kecil—dapat memahami arah pengembangan migas nasional, sekaligus menemukan ruang kontribusi yang lebih strategis.
Di Sentul hari ini, Rakor Dukbis bukan sekadar rapat. Ia adalah panggung tempat semua blok pendukung energi berhimpun. Dalam tiga hari ke depan, SKK Migas berharap ekosistem energi Indonesia tidak hanya saling terhubung, tetapi saling menguatkan untuk mewujudkan ketahanan energi nasional yang lebih kokoh.











