Bandung, Jawa Barat, ruangenergi.com- Ada hal menarik disampaikan oleh Rakhmad Dewanto Direktur Gas dan BBM PT PLN Energi Primer Indonesia saat di acara Forum Gas Bumi 2024, Rabu (19/06/2024), di Bandung, Jawa Barat.
Sistem Jawa Madura Bali dihubungkan oleh jaringan transmisi 500 kv dari Paiton sampai Suralaya. Sistem ini didukung beberapa PLTU dan PLTGU. Beberapa PLTGU seperti Muara Tawar, Jawa Satu, Tambak Lorok dan Grati berada di sistem 500 kv.
Selain system 500 kv, terdapat sub system 150 kv yang ditopang oleh PLTGU yg harus beroperasi non-stop untuk menjaga kehandalan pasokan, seperti: Subsistem Muara Karang- Duri Kosambi-Gandul yang didukung oleh PLTGU Muara Karang • Subsistem Cawang – Bekasi yang didukung oleh PLTGU Tanjung Priok
Kebutuhan gas pembangkit listrik milik PLN untuk Jawa Bagian Barat saat ini 509 BBTUD dan diperkirakan sedikit turun dengan selesainya Jakarta Looping menjadi 471 BBTUD di 2025 dan 431 BBTUD di 2026 sebelum naik lagi ke 443 -465 BBTUD di 2027-2033.
Dengan penurunan pasokan gas pipa (PGN, PHE ONWJ dan PEP), area Jawa Bagian Barat hampir sepenuhnya tergantung pada LNG melalui FSRU Jawa Barat, FSRU Lampung dan FSRU Jawa Satu
“PLN EPI saat ini membutuhkan tambahan pasokan LNG sebesar 60 BBTUD/8 kargo LNG di 2024, 114 BBTUD/15 kargo LNG di 2025 dan 205 BBTUD/27 kargo LNG di 2026,” kata Rakhmad dalam paparannya.
Rakhmad bercerita, kebutuhan Gas untuk Jawa Bagian Tengah dan Timur saat ini 311 BBTUD dan diperkirakan turun dengan selesainya interkoneksi GITET Waru menjadi 233 BBTUD di 2026 sebelum naik lagi ke 260-367 BBTUD di 2029-2033.
Kebutuhan gas untuk area Jawa Bagian Tengah dan Timur seluruhnya dipenuhi dari pasokan gas pipa terutama dari offshore Jawa Timur melalui beberapa pipa hulu dan pipa East Java Gas Pipeline (EJGP). • PLN EPI saat ini membutuhkan tambahan alokasi gas pipa sebesar 110 BBTUD di 2025, 94 BBTUD di 2025, 119 BBTUD di 2026 dan 184 BBTUD di 2028..