Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Sumatera Bagian Utara bergembira atas capaian luar biasa pengeboran sumur migas di Provinsi Riau pada Mei 2022 lalu sebanyak 177 Sumur Pengembangan (Development Well).
Di sisi lain, sampai dengan bulan Mei 2022, untuk Wilayah Provinsi Riau rata-rata Produksi Minyak mencapai 179.683 BOPD dan rata-rata produksi gas mencapai 119.62 MMSCFD.
“Alhamdullilah per 31 mei sudah selesai 177 sumur pengembangan di Provinsi Riau. Untuk produksi rata-rata sekitar 180 ribu bopd dan produksi gas 120 mmscfd…..” kata Kepala SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara Rikky Rahmat Firdaus. dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Minggu (05/06/2022) di Jakarta.
Rikky menuturkan 1 sumur eksplorasi sudah di tajak, selanjutnya 1 sumur eksplorasi di WK CPP, PT BOB BSP segera ditajak dalam waktu dekat.
Dalam catatan ruangenergi.com, pada tahun 2022 ini SKK Migas menargetkan eksplorasi sebanyak 42 sumur sebagai langkah untuk mendorong penemuan cadangan gas bumi baru.
“Berdasarkan potensi migas yang ada, sangat tepat dan layak apabila gas dikatakan sebagai energi transisi menuju energi terbarukan,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji pada Selasa, 31 Mei 2022.
Di sisi lain,Pemerintah Indonesia terus mendukung peningkatkan produksi migas nasional. Pemerintah menargetkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 BSCFD pada tahun 2030.
Strategi yang dilakukan untuk peningkatan produksi dan cadangan migas adalah optimasi produksi lapangan eksisting, transformasi resources to production, mempercepat chemical EOR, serta eksplorasi secara massif untuk penemuan besar. Juga, penerapan Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) untuk lapangan-lapangan migas.
Transisi energi merupakan proses panjang yang harus dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menekan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Kesepakatan dalam transisi energi bertujuan untuk menuju ke titik yang sama yaitu pemanfaatan energi bersih yang terus meningkat. Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa Indonesia akan mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Menteri ESDM menjelaskan, emisi sektor energi Indonesia pada tahun 2021 sebesar 530 juta ton Co2e. Diperkirakan peak emisi terjadi sekitar tahun 2039 sebesar 706 juta ton CO2e. Emisi berkurang secara signifikan setelah tahun 2040 mengikuti selesainya kontrak pembangkit fosil. Pada tahun 2060, emisi pada pembangkit adalah nol. Sementara tingkat emisi 2060 pada skenario NZE masih sebesar 401 juta ton CO2e yang berasal dari sisi demand, utamanya dari sektor industri dan transportasi.