Cihuy! Indonesia Guncang APPEC 2025: Potensi Migas Masih Segunung, Baru 20 Cekungan Berproduksi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Singapura, ruangenergi.com – Indonesia kembali menjadi sorotan dunia migas. Dalam forum bergengsi Asia-Pacific Petroleum Conference (APPEC) 2025 di Singapura, Selasa (9/9/2025), Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja (EPWMK) SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, menegaskan komitmen Indonesia menghadirkan iklim investasi yang lebih ramah, fleksibel, dan penuh peluang.

Mewakili Kepala SKK Migas, Rikky menyampaikan bahwa pemerintah membuka ruang lebar bagi mitra internasional untuk bergabung dalam pengembangan hulu migas. Strateginya mencakup fleksibilitas kontrak, pemberian insentif, hingga dorongan untuk membangun aliansi strategis lintas negara.

“Pada tahun 2025, SKK Migas mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tetap agresif melakukan eksplorasi. Target kami adalah 50–60 sumur eksplorasi setiap tahun dengan prinsip biaya efisien dan emisi karbon rendah,” tegas Rikky di hadapan pelaku industri migas dunia.

Indonesia disebut masih menyimpan “harta karun energi” berupa 128 cekungan hidrokarbon, dengan baru 20 di antaranya yang berproduksi. Penemuan sumber daya di Blok Andaman dan Kutai menjadi bukti besarnya potensi yang belum tergarap. “Temuan ini bisa menjadi motor penggerak dalam mendukung pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo–Gibran dan target produksi 1 juta barel minyak per hari pada 2030,” tambahnya.

Dengan kombinasi insentif, peluang eksplorasi masif, serta agenda transisi menuju operasi rendah karbon, Indonesia menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi utama investasi migas di kawasan Asia Pasifik.