Jakarta, Ruangenergi.com – Smartphone alias telepon pintar merupakan salah satu alat komunikasi yang serba praktis dalam menunjang kehidupan masyarakat di perkotaan. Bahkan di era Pandemi Covid-19, keberadaan smartphone menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan perkantoran.
Untuk kebutuhan belajar, smartphone sangat memberikan manfaat besar untuk siswa-siswi dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sementara, untuk kebutuhan kantor alias pekerjaan, smartphone sangat berperan penting dalam dalam menunjang kegiatan aktivitas kerja seperti meeting secara virtual. Sehingga saat ini smartphone menjadi solusi yang sangat efektif dalam mengurangi penyebaran Covid-19.
Tapi taukah, smartphone yang Anda miliki terdiri dari 80% unsur dalam tabel periodik, seperti magnesium, nikel, indium, elemen bumi langka (lantanum, dan lain-lain), ke litium dan kobalt.
“Semua elemen ini dihasilkan dari mineral yang ditambang dan diekstrak oleh pyrometallurgi (73-80 % dari biaya struktural adalah energi/bahan bakar). Setelah itu hanya disempurnakan menggunakan proses hidrometalurgi untuk menghasilkan produk akhir, yaitu elemen diatas (sayangnya penyempurnaan itu di negara-negara berkembang, jadi Indonesia hanya ekspor semi-selesai),” dikutip dari halaman facebook Medco Energi Mining Internasional, (27/08).
Oleh karena itu, pajak karbon yang direncanakan akan diberlakukan pada smelter yang menggunakan batubara akan membuat industri ini tidak kompetitif atau bahkan tidak layak lagi.
“Transisi energi ke Emisi Net Zero benar-benar diperlukan, yang dibutuhkan saat ini adalah menciptakan dan menerapkan pemerintahan Nilai Ekonomi Karbon pertama,” tutupnya.