Jakarta,ruangenergi.com–Conocophillips (Grissik) Ltd/CPGL hingga saat ini masih menganalisa penyebab kerusakan amine heat medium heater di Lapangan Suban yang rusak sejak 21 April 2021.
CPGL dimiliki oleh Continental Oil Company (Conoco) dan Phillips Petroleum Company.Kemudian Conoco bergabung dengan Phillips Petroleum Company pada tahun 2002 untuk membentuk ConocoPhillips. Nah perusahaan yang berkantor induk di Houston,Amerika Serikat itu mendapatkan laporan bahwa CPGL belum bisa memastikan berapa lama perbaikan.Tim CPGL masih fokus kepada upaya perbaikan dan mitigas dampak produksi akibat kerusakan tersebut
“Perhitungannya enggak straight forward karena selain tergantung kapasitas produksi, juga tergantung nominasi dari para pembeli gas. Untuk masa Lebaran, nominasi biasanya turun significant sehingga bisa saja tidak terjadi kekurangan pasokan. Juga tergantung keberhasilan upaya mitigasi optimisasi produksi lain dilakukan team kami,” kata Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad kepada ruangenergi.com, Rabu (28/04/2021) di Jakarta.
Menurut Taufik Ahmad,pembeli terbesar gas dari Corridor Block adalah PT PGN Tbk. Kemudian PGN memasok ke PLN di Jawa Barat/Jakarta dengan pasokan yang bukan hanya dari Corridor saja, tapi juga dari Pertamina EP,.
“Kalau tidak salah juga dari Jambi Merang dan dari LNG. Kami tidak tahu bagaimana PGN mengatur pasokan dan mengalokasikan volume penjualan mereka ke PLN dan end users lain,” imbuh Taufik.
Kemarin,Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PLN, Wiluyo Kusdwiharto menyatakan kendati ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (CPGL) melakukan unplanned shutdown Suban, Blok Corridor Sumatra Selatan tidak terpengaruh besar terhadap operasional pembangkit di Sumatera Bagian Selatan(SBS).
“Kondisi kelistrikan di sistem SBS aman , walau agak riskan. Kami melakukan perubahan pola operasi, dimana pembangkit Gas sekarang lebih kami gunakan sbg peakers (kurang lebih 5 jam operasi). Semoga pasokan gas segera pulih kembali”, Kata Wiluyo Kusdwiharto kepada ruangenergi.com(27/4/2021) di Jakarta.
Produksi Anjlok
Dalam catatan ruangenergi.com,Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak bumi pada Kuartal I 2021 hanya mencapai 679,5 ribu barel per hari (bph) atau 96,4% dari target APBN 2021 sebesar 705 ribu bph.
Capaian ini juga masih di bawah realisasi produksi tahun 2020 sebesar 708,5 bph. Seperti diketahui pada 2020 harga minyak sempat anjlok, bahkan ke level negatif, sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Saat ini lifting migas untuk minyak capai 96% dari target 705 ribu bph, tercapai capai 676 ribu bph,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers terkait Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, Senin (26/04/2021)
Kinerja beberapa lapangan juga tidak sesuai prognosis seperti Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dioperasikan ExxonMobil Cepu Ltd karena isu kenaikan water cut dan GOR, Lapangan Sukowati oleh Pertamina EP, juga karena isu kenaikan water cut.
“Mundurnya kontribusi bor beberapa sumur dan kejadian unplanned shutdown di Q1 2021 seperti Train-1 dan Train-2 BP Berau, CPGL Suban Plant dan trip di BGP PetroChina Jabung juga berkontribusi terhadap produksi minyak 2021,” tuturnya.