CPP Senoro Selesai Turn Arround

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan Medco Tomori CPP Senoro menyelesaikan turn arround activities. Saat ini proses commisioninv dan start up sedang dilakukan di CPP Senoro.

“Benar saat ini Medco Tomori CPP Senoro completed Turn Around activities. Proses commisioning dan start up. Menunggu Kesiapan DSLNG,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Selasa (28/09/2021) di Jakarta.

Dalam catatan ruangenergi.com,JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) melaksanakan kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi atau sering disebut turnaround di Lapangan Gas Senoro.

Maksud dan tujuan turnaround adalah untuk menjaga dan memastikan performa/kehandalan fasilitas produksi Central Processing Plant (CPP) Lapangan Gas Senoro, turnaround ini juga untuk memenuhi kewajiban negara yang diatur dalam Pedoman Tata Kerja (PTK) SKK Migas Nomor PTK-041/SKKMA000/2018/S0 tentang Pemeliharaan Fasilitas Produksi Migas.

“Turnaround pertama kali dilaksanakan oleh JOB Tomori di bulan Januari 2018 dan kini setelah tiga tahun berlalu, kegiatan turnaround dilaksanakan kembali dengan tata waktu yang telah disetujui oleh SKK Migas yaitu planned shutdown atau penghentian sementara fasilitas produksi CPP Lapangan Senoro secara terencana dan terkendali untuk pengerjaan kegiatan pemeliharaan fasilitas produksi CPP yang akan direncanakan tanggal 1-21 September 2021,” kata Relation Section Head JOB PertaminaMedco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori) Ruru Rudianto AS dalam keterangan tertulis yang diterima ruangenergi.com,Jumat (10/09/2021) di Jakarta.

Ruru menjelaskan,kegiatan ini juga merupakan komitmen bersama dengan PT. DSLNG yang merupakan salah satu buyer JOB Tomori untuk meminimalisir loss production opportunity.

Seluruh rangkaian kegiatan turnaround wajib menerapkan standar HSSE yang ketat, dokumen kerja (worpack), review detail langkah kerja, penyusunan L2RA (Level 2 Risk Assesment), serta persiapan fasilitas pendukung diharapkan, pekerjaan-pekerjaan yang masuk skala resiko bahaya besar seperti pengangkatan benda berat ataupun pekerjaan pengelasan di fasilitas produksi bisa diselesaikan dengan baik tanpa adanya kecelakaan ataupun kerusakan fasilitas.