Jakarta, ruangenergi.com – Indonesia Energy Corporation Limited (IEC) beroperasi sebagai perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di Indonesia. Ia memiliki hak kepemilikan di Blok Kruh, sebuah blok produksi seluas 258 kilometer persegi dengan cadangan minyak mentah bersih sebesar 1,52 juta barel yang terletak di barat laut Pendopo, Pali, Sumatera Selatan dan Blok Citarum, sebuah blok eksplorasi seluas 3.924,67 kilometer persegi yang terletak di daratan Jawa Barat. Perusahaan didirikan pada tahun 2018 dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Indonesia Energy Corporation Limited merupakan anak perusahaan dari Maderic Holding Limited.
Sedangkan Crescent Energy Company merupakan sebuah perusahaan energi yang mengeksplorasi, mengembangkan, dan memproduksi cadangan minyak mentah, gas alam, dan cairan gas alam (NGLs). Perusahaan ini memiliki portofolio aset minyak dan gas alam di basis utama yang telah terbukti, termasuk Eagle Ford, Rockies, Barnett, Permian, Mid-Con, dan basis lainnya di Amerika Serikat. Per 31 Desember 2021 lalu, terdapat 1.528 lokasi bruto yang belum dibor, termasuk 567 lokasi pengeboran yang dioperasikan secara bruto dan 531,6 neto juta barel minyak setara cadangan yang telah terbukti. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2020 dan berbasis di Houston, Texas.
Pendapatan dan Valuasi
Tabel ini membandingkan pendapatan kotor, laba bersih per saham dan valuasi Crescent Energy dan Indonesia Energy.
Indonesia Energy memiliki pendapatan yang lebih rendah, dibandingkan dengan pendapatan Crescent Energy.
Analyst Ratings
Ini adalah ringkasan peringkat saat ini dan target harga untuk Crescent Energy dan Indonesia Energy, seperti yang disediakan oleh MarketBeat.
Crescent Energy saat ini memiliki kesepakatan harga target $16,67, menunjukkan potensi kenaikan 49,08%. Sedangkan Indonesia Energy memiliki kesepakatan target harga $15,00, menunjukkan potensi kenaikan sebesar 164,08%. Hal ini bisa terjadi mengingat peringkat konsensus Indonesia Energy yang lebih kuat dan potensi kenaikan yang lebih tinggi, para analis jelas percaya bahwa Indonesia Energy lebih menguntungkan daripada Crescent Energy.
Dalam Insider & Institutional Ownership sendiri, 10,9% saham Crescent Energy dipegang oleh investor institusional. Sebagai perbandingan, 1,6% saham Indonesia Energy dipegang oleh investor institusional. 27% saham Crescent Energy dipegang oleh Insider.
Sebagai perbandingan lagi, 71,6% saham Indonesia Energy dipegang oleh Insider. Kepemilikan institusional yang kuat merupakan indikasi bahwa dana abadi (Endowment), Hedge Fund, dan Large money managers percaya bahwa saham akan mengungguli pasar dalam jangka panjang.