DEN Dukung Pengembangan Panas Bumi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi –  Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim menjadi salah satu narasumber dalam Webinar Series Chakra Giri Energi Indonesia (CGEI) Jilid I dengan tema Potensi Geothermal Sebagai Energi Masa Depan Untuk Menjaga Ketahanan Energi Indonesia secara daring.

Anggota DEN Herman Darnel Ibrahim menyampaikan beberapa kebijakan untuk mempercepat pengembangan PLTP antara lain pemberian insentif berupa fiskal maupun nonfiskal, pemberian penggantian oleh negara jika energi terbarukan menyebabkan kenaikan BPP (Biaya Pokok Penyediaan), pemerintah harus mampu menyelesaikan perbedaan antara harga keekonomian dengan kemampuan (tarif berkeadilan), mekanisme pembelian tenaga listrik melalui penugasan (tidak dikompetisikan antar jenis energi).

Tidak hanya mengandalkan Program Government Drilling (swasta tetap
diberikan peran untuk mengambil resiko eksplorasi), pengembangan diintegrasikan dengan industri REBID (Renewable Energy Based Industrial Development) serta mengurangi risiko eksplorasi.

HDI juga menegaskan bahwa pengembangan PLTP sangat diperlukan untuk mendukung transisi energi, khususnya sebagai pasangan dari PLTS yang intermitten. Pengembangan PLTP sampai dewasa ini masih lamban yang
diantaranya disebabkan oleh kebijakan harga yang menurut pengembang kurang menarik.

Pertumbuhan ekonomi dekade 2020-2030 rata-rata 5,8 persen per tahun dan menurun menjadi 4 persen pada 2040-2050 dan tinggal 1,5 persen pada 2070-2080. Elastisitas konsumsi energi 0,9 sampai 2030 dan mengecil secara mulus menjadi 0,2 pada 2080.

Rasio energi primer listrik terhadap total meningkat dari 33 persen pada 2020 dan menjadi 80 persen pada saat NZE dicapai. Bauran energi fosil menurun dari 90 persen pada 2020 menjadi sekitar 10-15 persen saat NZE dicapai. Saat NZE dicapai energi fosil masih digunakan sekitar 100 MTOE (Million Tonnes of Oil Equivalent) yang emisinya diasumsikan akan diserap oleh hutan seluas 15-20 juta hektar.

Konsumsi energi primer 2060 diperkirakan 700 MTOE dan766 MTOE pada 2080. Dengan program transisi energi, elektrifikasi transportasi, industri, dan rumah tangga pada tahun 2050 diperkirakan 2300 TWh (Terra Watt hour). Dengan skenario ini, energi terbarukan harus terus tumbuh meningkat secara eksponensial sampai mencapai peak emission di tahun 2040.

Pria yang akrab disapa HDI ini menjelaskan bahwa dengan perkiraan konsumsi listrik 2050 yang sekitar 2000 TWh, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) akan berkontribusi maksimal sekitar 10 persen.

Direktur Operasi PT PLN Gas & Geothermal Yudistian Yunis menambahkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengejar target pemerintah di tahun 2030, yaitu kapasitas terpasang sebesar 3,4 GW (Giga Watt) antara lain memulai pengembangan sistem geothermal temperature intermediate, mengedepankan inovasi teknologi eksplorasi dan produksi, strategi pengembangan untuk mengurangi capex (capital expenditure), dan meningkatkan rasio keberhasilan pada pengeboran, khususnya terkait dengan kesulitan menentukan zona permeabilitas.