DEN Gelar FGD Benchmarking Indeks Ketahanan Energi Nasional

Yogyakarta, Ruangenergi.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan, bahwa pihaknya telah melakukan penilaian ketahanan energi nasional secara berkala sejak tahun 2014 dan hasilnya menunjukkan tren positif.

“Beberapa faktor yang mempengaruhi Ketahanan Energi Nasional adalah ketersediaan energi, kemampuan akses, harga yang terjangkau dan ramah lingkungan,” kata Djoko saat membuka Focus Group Discussion (FGD) benchmarking parameter Indeks Ketahanan Energi Nasional di Yogyakarta, Jumat (28/8/2020).

Menurut Djoko, perhitungan Indeks Ketahanan Energi Nasional yang telah dilakukan menggunakan metodologi Analytical Hierarchy Process (AHP) dan didapatkan angka terakhir sebesar 6,44 dengan kategori Tahan.

“Penilaian ketahanan energi nasional saat ini perlu mempertimbangkan kebijakan dan regulasi yang telah dibuat untuk mendorong peran energi sebagai penggerak pembangunan, terutama energi yang bersumber dari dalam negeri. Untuk itu, peran kebijakan dan regulasi perlu dipertimbangkan menjadi salah satu indikator penilaian,” papar Djoko.

“FGD ini diharapkan mendapatkan masukan dari pakar energi untuk dapat mengambil langkah-langkah agar ketahanan energi nasional dapat menjadi lebih baik dari waktu ke waktu,” pungkasnya.

Sementara Kepala Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi, Setjen DEN Ediar Usman yang memimpin jalannya FGD menjelaskan, bahwa metode penyusunan kebijakan energi pada saat awal tahun 2014 telah mengalami perkembangan sehingga perlu dilakukan reviu dengan mempertimbangkan prioritas kebijakan energi nasional.

“Dengan posisinya, DEN dapat melakukan penilaian ketahanan energi melibatkan unsur lintas sektor dan daerah sehingga dapat memberikan gambaran yang menyeluruh kondisi energi nasional,” ujarnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Anggota DEN 2009-2019 sekaligus pakar energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tumiran mengungkapkan, dalam membangun ketahanan energi dapat mencontoh negara maju seperti Jepang, dimana dalam membangun ketahanan energi nasionalnya dengan menyiapkan cadangan penyangga yang disimpan di dalam tanah.

“Saya berharap ketahanan energi nasional saat ini dapat menjadi dasar evaluasi ke depan dan mendukung dalam ketahanan ekonomi nasional,” tukasnya.

Sedangkan Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan Setjen DEN Sugeng Mujiyanto menyampaikan signifikansi parameter sangat penting, dan indikator dari Kebijakan Energi Nasional dan Rencana Umum Energi Nasional dapat dimasukkan ke dalam indikator penilaian ketahanan energi.

Mengenai ketahanan energi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kepala Bidang ESDM Dinas PUP dan ESDM Edi Indrajaya menjelaskan indeks ketahanan energi DIY diekspresikan secara numerik dan dihitung dengan menggunakan indeks 3A energi yaitu availability, accessibility, dan acceptability.

Hadir dalam FGD ini pakar energi UGM, Pusat Studi Mineral & Energi UPN Veteran Yogyakarta, dan Pusat Studi Energi Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Sementara itu peserta FGD sepakat merekomendasikan agar Setjen DEN terus melanjutkan perhitungan Indeks Ketahanan Energi Nasional, mengkoordinasikan penyelarasan Indeks Ketahanan Energi Nasional dan daerah serta parameter yang digunakan.(GS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *